3. Pengembangan Infrastruktur Hijau
Investasi dalam infrastruktur hijau, termasuk jaringan listrik pintar (smart grid), infrastruktur pengisian kendaraan listrik, dan sistem transportasi ramah lingkungan, merupakan bagian integral dari ekonomi hijau.
BACA JUGA:Indonesia Siap Pensiunkan PLTU Batu Bara: Tantangan dan Peluang Menuju Energi Bersih
BACA JUGA:Pertamina Dorong Optimalisasi Kilang untuk Ketahanan Energi Nasional
Infrastruktur ini mendukung integrasi energi terbarukan ke dalam sistem energi utama, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, dan mendorong adopsi teknologi bersih di berbagai sektor.
4. Penggunaan Teknologi Canggih untuk Efisiensi Energi
Teknologi canggih seperti Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), dan analitik data besar (big data) memainkan peran penting dalam meningkatkan efisiensi energi.
Sistem berbasis AI dapat mengoptimalkan penggunaan energi di gedung-gedung komersial dan industri, sementara IoT memungkinkan pemantauan dan pengelolaan penggunaan energi secara real-time.
BACA JUGA:Biodiesel sebagai Solusi Energi Berkelanjutan
BACA JUGA:Inovasi PLTS Terapung Mobile: Solusi Energi Terbarukan di Indonesia
Investasi dalam teknologi ini membantu mengurangi konsumsi energi dan biaya operasional, serta mengurangi jejak karbon.
5. Dukungan dari Kebijakan dan Regulasi
Kebijakan pemerintah dan regulasi memainkan peran kunci dalam mendorong investasi berkelanjutan dan inovasi di sektor energi.
Banyak negara telah memperkenalkan insentif fiskal, subsidi, dan peraturan yang mendukung pengembangan energi terbarukan dan efisiensi energi.
Misalnya, kredit pajak untuk instalasi panel surya, tarif feed-in untuk energi terbarukan, dan standar efisiensi energi yang ketat membantu menciptakan pasar yang lebih menarik bagi investor dan perusahaan teknologi hijau.
BACA JUGA:Mengubah Limbah Jagung Menjadi Biomassa untuk Solusi Energi Bersih