RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terus mendorong inovasi baru untuk menangani sampah plastik di lautan, yang telah menjadi masalah global yang semakin mengkhawatirkan.
Peneliti Pusat Riset Oseanografi BRIN, Muhammad Reza Cordova, menyampaikan bahwa lebih dari 8 juta ton sampah plastik dibuang ke laut setiap tahunnya.
Hal ini mengancam kehidupan laut, ekosistem pesisir, dan kesehatan manusia yang bergantung pada hasil laut.
"Lebih dari 70 persen sampah plastik di perairan berasal dari aktivitas manusia di daratan, termasuk yang melalui sungai dan pantai yang tidak dikelola dengan baik," ujar Reza dalam siaran pers BRIN yang diterima pada Selasa (10/9/2024).
BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Proaktif Berinovasi, BRIN Dorong Pembentukan BRIDA
BACA JUGA:BRIN Kenalkan Metode Nested-PCR untuk Deteksi Penyakit Hewan
Berdasarkan data BRIN, jenis sampah plastik yang paling banyak ditemukan di perairan Indonesia adalah plastik sekali pakai seperti sachet, kantong plastik, botol minuman, dan sedotan.
Sampah itu memerlukan ratusan tahun untuk terurai, mencemari laut, dan merusak habitat biota laut.
Reza juga menyoroti bahaya mikroplastik, yakni partikel plastik berukuran kurang dari lima milimeter. Penelitian menunjukkan bahwa mikroplastik telah terdeteksi pada semua sampel air dan sedimen, serta ditemukan pada berbagai spesies ikan dan kerang yang dikonsumsi oleh masyarakat.
"Mikroplastik sangat berbahaya karena bisa dikonsumsi oleh plankton dan ikan yang merupakan bagian dari rantai makanan laut, dan pada akhirnya dapat masuk ke tubuh manusia," tambahnya.
BACA JUGA: BRIN Kembangkan Kendaraan Otonom SEATER yang Bisa Pakai Aplikasi
BACA JUGA: BRIN Butuh Kolaboasi Tingkatkan Hilirisasi Produk Riset
BRIN terus melakukan penelitian untuk menemukan solusi penanganan sampah plastik di laut, termasuk teknologi inovatif untuk mendeteksi, mengumpulkan, dan mendaur ulang sampah plastik.
Salah satu pendekatan yang sedang dikembangkan adalah pemanfaatan teknologi penginderaan jarak jauh, sensor bawah air, dan kecerdasan buatan (AI) untuk memetakan sebaran sampah plastik secara lebih akurat.
Selain itu, BRIN bekerja sama dengan komunitas nelayan dan pemerintah daerah dalam program pembersihan pantai dan edukasi masyarakat.