Peneliti juga menemukan adanya hubungan negatif yang signifikan antara kecanduan video pendek dengan indeks osilasi saraf yang terkait dengan jaringan kendali eksekutif di area frontal otak.
BACA JUGA:Mengenal Kandungan dan 7 Manfaat dari Labu Madu untuk kesehatan Tubuh, Bisa Menjaga Kesehatan Mata
BACA JUGA:Tak Perlu Diragukan Lagi, Ternyata Pisang Merah Menyimpan Berbagai Manfaat Bagi Kesehatan
"Temuan ini menunjukkan bahwa kecanduan video pendek dapat mengganggu fungsi kontrol eksekutif.
Selain itu, kami mengidentifikasi hubungan negatif yang kuat antara kecanduan video pendek dan kemampuan pengendalian diri, menunjukkan bahwa tingkat kecanduan yang lebih tinggi berhubungan dengan penurunan kemampuan pengendalian diri,".
Demikian disampaikan dalam jurnal Frontiers, sebagaimana dikutip pada Senin (9/9/2024).
Dr. Julie Albright, seorang pakar Sosiologi Digital dari University of Southern California (USC) Dornsife, Amerika Serikat, mengungkapkan bahwa kebiasaan menggulir video pendek di media sosial dapat menimbulkan kecanduan.
BACA JUGA:Wajib Tau,! Ini Resiko Polusi Udara Bagi Kesehatan Tubuh Kita
BACA JUGA:Wow! Ternyata Inilah Sederet Khasiat Luar Biasa dari Habbatussauda Bagi Kesehatan Tubuh
Studi pemindaian otak terhadap mahasiswa di Tiongkok yang menggunakan aplikasi seperti TikTok menunjukkan bahwa area otak yang terkait dengan kecanduan sangat aktif pada pengguna yang menonton video yang disesuaikan.
Beberapa pengguna bahkan mengalami kesulitan dalam mengontrol durasi waktu menonton.
Banyak ahli berpendapat bahwa aplikasi seperti TikTok dan platform media sosial lainnya yang menyediakan video pendek dapat mengurangi rentang perhatian anak-anak.
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang sering menonton video berdurasi singkat mengalami kesulitan untuk terlibat dalam aktivitas yang tidak memberikan kepuasan instan dan konstan.
BACA JUGA:Kenalin 8 Manfaat dari Air Mawar Mulai dari Kesehatan Hingga untuk Kecantikan...
Dr. Albright menjelaskan bahwa paparan terus-menerus terhadap dopamin, neurotransmitter yang dirilis ketika otak mengantisipasi imbalan, dapat memperkuat ketergantungan pada aplikasi seperti TikTok.