RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) RI, Luhut Binsar Pandjaitan, menegaskan bahwa transisi energi di Indonesia harus dilakukan secara adil, mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi dan dekarbonisasi.
Hal ini disampaikan dalam Sesi Plenari Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024, di Jakarta Convention Center.
Menko Luhut menjelaskan bahwa perubahan iklim perlu ditangani tanpa mengorbankan keamanan energi dan stabilitas ekonomi.
“Tidak ada satu teknologi tunggal yang dapat menyelesaikan pengurangan emisi global. Kita harus menghindari dogmatisme terhadap satu teknologi pengurangan karbon,” ujarnya.
BACA JUGA:Menko Marves Tekankan Lima Aspek Penting Ini, Demi Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045
BACA JUGA:Menko Perekonomian Berbagi Pengalaman Menggerakkan Ekonomi Digital Indonesia
Indonesia telah membentuk Gugus Tugas Transisi Energi Nasional dan bekerja sama dengan negara-negara International Partners Group (IPG) melalui Just Energy Transition Partnership (JETP), mengidentifikasi lebih dari 400 proyek prioritas di sektor ketenagalistrikan yang siap didanai.
Luhut juga menegaskan bahwa transisi energi di Indonesia tidak hanya berfokus pada pengurangan emisi, tetapi juga pada pengembangan industri hijau yang akan menopang ekonomi jangka panjang. “Untuk mempertahankan dan mempercepat transisi ini, kita membutuhkan kolaborasi dan investasi,” tambahnya.
Program Percepatan Energi Terbarukan dan Kemitraan Internasional
Sebagai langkah nyata, PLN telah meluncurkan program Percepatan Penerapan Energi Terbarukan (ARED) dengan target kapasitas energi terbarukan sebesar 480 GW pada 2060.
BACA JUGA:Inovasi PLTS Terapung Mobile: Solusi Energi Terbarukan di Indonesia
BACA JUGA:Porsi Energi Terbarukan Semakin Besar
Selain itu, Indonesia bermitra dengan Singapura dalam pengembangan fotovoltaik surya dan Sistem Penyimpanan Energi Baterai (BESS), yang memungkinkan ekspor listrik hijau ke Singapura.
Menko Luhut juga menyebut adanya peningkatan signifikan pada penjualan kendaraan listrik baterai (BEV). Pada paruh pertama tahun 2024, penjualan BEV meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.