2. Tasikmalaya, Jawa Barat, magnitudo 7,3, terjadi 2 September 2009 dengan 81 korban jiwa
3. Padang, Sumatera Barat, magnitudo 7,6, terjadi 30 September 2009, dengan 1.117 korban jiwa
4. Palu, Sulawesi, magnitudo 7,4, terjadi pada 28 September 2018, merenggut 2.045 jiwa
5. Maluku, magnitudo 6,5 yang terjadi pada 26 September 2019 dengan korban jiwa sebanyak 41 orang
BACA JUGA:Folklor Jepang Soal Ramalan Gempa Ketika Ikan Ini Muncul
BACA JUGA:Gempa Dahsyat Potensi Terjadi di Bengkulu Utara
BMKG Serukan Simulasi Gempa di Daerah
Dilansir RU, pada Maret 2024 lalu, BMKG menyerukan pentingnya drill alias simulasi menyikapi kemungkinan gempa yang bisa terjadi kapan saja.
Koordinator Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG Bengkulu, Anang Anwar, tak menampik soal potensi gempa besar di Bengkulu yang berkekuatan hingga di atas 8 magnitudo tersebut, memang ada. Ilmiah dan sudah dipetakan.
Lebih detail lagi, dijelasnya, potensi itu baik dari Megathrust Enggano, begitu juga Megathrust Mentawai-Pagai memiliki dampak yang cukup serius, ketika benar-benar terjadi.
Namun, kapan waktunya belum ada teknologi yang mampu memprediksi secara pasti. Begitu juga kekuatannya persisnya saat terjadi, belum ada satu alat pun di dunia ini yang bisa diprediksi.
BACA JUGA:Sesar Semangko, Pemicu Gempa di Pulau Sumatra
"Di dalam ketidakpastian itu, yang paling penting, kita siapkan adalah usaha mitigasi (drill)," ujarnya.
Hal penting lainnya adalah menetapkan standar kekuatan bangunan. Pemerintah membuat aturan ketat yang menyaratkan bangunan baru untuk bisa bertahan dari gempa berkekuatan M=9,0.
"Di Indonesia, zona rawan gempa dan tsunami sudah dipetakan," ungkapnya lugas.