Daya tarik dari bangunan baru Kedaton Kutai Kartanegara ada pada desain megah dan arsitektur klasik, namun tetap mengadopsi bentuk istana terdahulu yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Aji Muhammad Alimuddin (1899-1910 M).
Bedanya, Kedaton Kutai Kartanegara menghadap arah barat, membelakangi Sungai Mahakam, sedangkan istana terdahulu menghadap Sungai Mahakam.
Bagian dalam istana ini juga cukup luas. Karena dilengkapi area terbuka untuk acara-acara resmi Kesultanan, singgasana berlapis emas, ruangan yang berisi gamelan, ruang tidur pengantin, serta ruangan pameran memorabilia peninggalan Kesultanan Kutai.
Keraton Sambas
Keraton yang menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Sambas di tepi Kota Sambas, Kalimantan Barat.
BACA JUGA:Jejak Sejarah Kerajaan Kutai Martadipura dan Orang Basap
BACA JUGA:Istana Kuning, Jejak Kerajaan Islam di Kalimantan Tengah
Bangunan keraton yang dikenal dengan nama Istana Alwatzikhoebillah ini dibangun sejak pemerintahan Sultan Muhammad Mulia Ibrahim pada 1933, dan resmi ditempati pada 1935.
Daya tarik bangunan di kawasan Keraton Sambas adalah warnanya kuning megah dan menjadi kawasan cagar budaya.
Berdiri di atas lahan seluas lebih dari 16.000 meter persegi, kawasan Keraton Sambas terdiri dari beberapa bangunan. Seperti dermaga perahu, kantor tempat sultan bekerja, bangunan inti keraton (balairung), serta masjid.
Saat masuk ke dalam bangunan utama kita akan melihat foto perkembangan Istana Alwatzikhoebillah dari masa ke masa. Termasuk foto-foto para sultan yang pernah menjabat.
BACA JUGA:Banten, Ibukota Kerajaan Kuno Sebelum Pajajaran
BACA JUGA:Sejarah Kerajaan Aceh dalam Catatan Orang-orang Arya
Keraton Kadariah
Keraton di luar Pulau Jawa selanjutnya adalah Keraton Kadariah atau Istana Kadariah. Bangunan bersejarah milik Kerajaan Pontianak ini memiliki sejarah pembangunan yang cukup panjang.
Hal ini bermula dari sosok Sayyid Syarif Abdurrahman Aljkadrie yang mencari pemukiman baru, dan akhirnya mendapatkan lokasi yang cukup strategis. Lantas mendirikan Keraton Kadariah, dan menjadi raja pertama di Kerajaan Pontianak.