RADARUTARA.BACAKORAN.CO- Dalam budaya Indonesia sudah sejak lamah jenis makanan tertentu dikenal sebagai penolak balak.
Misalnya saja kue apem. Sebutan apem berasal dari bahasa arab "Afuan tau Afuun" yang berarti ampunan.
Menurut legenda kue ampem bermulah pada masa sunan Kalijaga. Ketika itu sepulang ibadah haji, sunan Geseng murid dari sunan Kalijaga melihat penduduk Jati Anom Kelaten kelaparan.
Sunan Geseng lalu tergerak hendak membantu dengan membuat kue apem untuk dibagikan kepada penduduk yang kelaparan. Sambil menyantap apem, sunan Geseng mengajak mereka berzikir ajai seketika pun mereka menjadi kenya.
BACA JUGA:Tak Bisa Mengandalkan Mesin Pompa, Kades: Kita Butuh Anggaran untuk Rehab Bendungan
BACA JUGA:Dana Inpres, Pembangunan Jalan D7-D5 Masih Menunggu Realisasi
Selain apem sayur lodeh juga termasuk makanan yang istimewa. Sayur berkuah santan yang sangat gurih ini pernah dimintah secara khusus oleh sultan Hamengku Buwono ke VIII untuk dimasak seluruh masyarakat jogja demi menghindari wabah penyakit.
Sayur lodeh terbilang mudah dibuat namun kisahnya sangat panjang. Menurut para ahli sejarah, sayur lodeh berasal dari masa peradaban jawa sekitar abad 10.
Ketika itu sayur lodeh menjadi penolong masa-masa sulit pasca letusan gunung merapi tahun 1006.
Sementara pendapat lain menyatakan jika sayur lodeh bermulah ketika bangsa spanyol dan portugis memperkenalkan kacang panjang pada masyarakat pribumi.
BACA JUGA:Jika Diberikan Amanah, Sumarno Ingin Berikan Yang Terbaik Untuk Masyarakat BU
BACA JUGA:Perbup Penjualan Daging Harus Berlabel Halal Mulai Dirancang
Selanjutnya ketika penyebaran islam di pulau jawa, oleh wali songo, sayur lodeh termasuk menjadi bagian jalan dakwa para wali.
Sayur lodeh adalah makanan sederhana dalam beragam makna. Biasanya dibuat dari 7 bahan utama diantaranya melinjo, labu siam, kacang panjang, terong dan nangka dengan tambahan santan dan sedikit pedas.
Menurut ahli gizi selain menyehatkan bahan-bahan lain seperti lengkoas ampu sebagai anti implamansi. Bahan-bahan yang mudah didapat ini cocok dikonsumsi pada masa karantina.