MUKOMUKO.RADARUTARA.BACAKORAN.CO – Informasi penting bagi masyarakat agar tidak mengandalkan fogging atau pengasapan sebagai upaya mencegah penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Karena pengasapan atau fogging di lokasi yang ditemukan kasus DBD tidak efektif apabila dilakukan terus-menerus.
Hal itu bisa menyebabkan nyamuk menjadi kebal. Ada pun langkah jitu untuk memberantas penyakit DBD.
Hanya dengan cara melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di lingkungan masing-masing.
BACA JUGA:Kematian akibat DBD Mengalami Penurunan pada 2024
BACA JUGA:811 Warga Bengkulu Positif DBD
"Pengasapan itu bukan sebuah solusi tepat untuk mengatasi DBD. Karena kalau pengasapan terus dilakukan, dan nyamuk itu tidak mati. Maka nyamuk DBD akan menjadi kebal. Untuk menekan kasus DBD, hanya dengan cara menjaga kebersihan lingkungan pekarangan rumah, atur pola makan yang sehat dan rajin berolahraga," jelas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko, Bustam Bustomo, SKM.
Sejak bulan Januari hingga akhir bulan Juli tahun 2024. Sudah ada ratusan warga di daerah ini dinyatakan positif mengindap DBD.
Ratusan kasus DBD itu tersebar di 17 Puskesmas dalam wilayah ini. Bahkan sambung Bustam, kasus itu sudah mengakibatkan beberapa warga dikabarkan meninggal dunia.
Bustam menerangkan, tingginya kasus DBD ini kuat dugaan karena adanya pergantian musim dari kemarau ke musim hujan.
BACA JUGA:Gerakan PSN Berhasil Turunkan Kasus DBD di Mukomuko
BACA JUGA:Lingkungan Kumuh Picu Meledaknya Kasus DBD di Mukomuko
Sebagai upaya untuk menekan jumlah kasus DBD. Pihaknya meminta partisipasi seluruh masyarakat untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk guna mencegah penyakit demam berdarah dengue di lingkungan masing-masing.
"Petugas Dinkes Mukomuko melalui seluruh Puskesmas telah melakukan penanganan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) untuk mencegah penyebaran penyakit DBD. Petugas juga melakukan penyelidikan epidemiologi di lokasi rumah warga yang ditemukan kasus DBD, pembagian larvasida kepada warga, dan melakukan pengasapan atau fogging massal di rumah warga," ungkapnya.
Dari hasil penyelidikan epidemiologi. Petugas menduga, salah satu penyebab banyaknya kasus DBD di daerah ini bukan karena pergantian musim saja.