RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Kemunculan hingga jejak beruang liar, di sekitaran aktivitas masyarakat, sudah menjadi rentet fenomena yang juga terjadi pada hewan-hewan khas alam liar seperti harimau hingga gajah yang semestinya berada di rimba sana.
Sekat komunikasi dan interaksi yang terbatas, lantaran perbedaan antara manusia dan hewan, menyebabkan timbulnya konflik antara satwa dan manusia.
Sejarah sudah mencatatkan, bagaimana gajah berseteru dengan manusia di kawasan Provinsi Provinsi Lampung sampai-sampai menyebabkan "direlokasinya" penduduk. Tidak lain, lantaran kerusakan wilayah habitat satwa yang terus rusak.
Ada juga kemunculan binatang reptil seperti buaya di wilayah Lais Kabupaten Bengkulu Utara, hingga wilayah Kecamatan Ipuh Kabupaten Mukomuko, disinyalir menjadi jejak atas terganggunya habitat hewan purba itu.
BACA JUGA:PPP Isyaratkan Dukung ASA, Rekom 2 Kabupaten Ini Final
BACA JUGA:Kawal Kinerja Caleg Terpilih, Kader PPP Harus All Out Menangkan Pilkada
Lantas bagaimana, manusia menyikapi kemunculan hewan-hewan buas, layaknya beruang yang belakangan menyebabkan ketakutan di masyarakat?
Seorang pemerhati lingkungan, Bayu Setiawan, kepada RU menceritakan pengalamannya saat masih aktif di dunia pemerhati lingkungan kala muda.
Dalam sebuah ekspedisi, bersama rekannya saat masih aktif di Wahana Lingkungan Hidup atau Walhi, berbekal hikayat dan lainnya yang mengatakan salah satu hal yang ditakutkan beruang adalah suara kambing.
Nada khas embekan kambing hutan, kata dia, konon menjadi salah satu yang bisa membuat beruang yang padahal memiliki karakteristik lebih kuat, seperti kuku tajam, taring runcing, postur tubuh yang lebih kekar, bahkan dapat berdiri dan berlari kala memburu calon mangsanya, tapi justru gusar saat mendengar suara embekan.
BACA JUGA:Jalan Berlumpur Trans Lapindo. Anggota Dewan Ini Bilang Begini..
BACA JUGA:Jelang Pilkada, Kesbangpol Bakal Sambangi Warga Kilafatul Muslim
"Konon, pernah terjadi seteru dalam cerita-cerita hikayat, antara beruang dan kambing. Dan saat itu, kambing memenanginya. Konteksnya, kambing hutan ya," ungkapnya, belum lama ini. Dia merespon, pemberitaan RU, perihal kemunculan dan jejak beruang di sekitaran aktivitas manusia.
Modal cerita rakyat inilah, lanjut dia mencerita, turut digunakan saat dirinya bersama dengan sejawat pecinta alam, kemudian mengembek begitu berjumla beruang yang tengah memburu sebuah gumpalan di sekitaran batang pohon yang ternyata tempat koloni lebah berkumpul.
"Saat itu, kami mengembek. Mbeekkkk, dan memang direspon reaksi gusar dari beruang, kemudian menghilang, masuk ke rerimbun pepohonan rimba. Entah, ini kebetulan saja atau gimana? yang saya ceritakan ini pengalaman pribadi," ungkapnya.