RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Kendaraan mobilitas perkotaan sky taxi atau taksi terbang yang direncanakan untuk menjadi showcase di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara telah tiba di Balikpapan pada Mei 2024.
Taksi terbang berjenis Optionally Piloted Personal/Passenger Air Vehicle (OPPAV) merupakan kendaraan yang dikembangkan oleh Korea Aerospace Research Institute (KARI) dan Hyundai Motors Company (HMC).
“Barangnya sudah sampai di Balikpapan, minggu depan dibuka kemudian dirakit, setelah dirakit nanti kita akan coba,” kata Kepala Otorita IKN Bambang Susantono di Samarinda, Kalimantan Timur, seperti disiarkan di laman IKN.
Kendaraan uji coba yang dikirimkan dalam beberapa pallet tersebut saat ini sudah disimpan di Pelabuhan Semayang Balikpapan.
BACA JUGA:Mau Motor Injeksi Anda Awet dan Hemat Bahan Bakar! Ini Rahasia Memanaskannya;
Sementara itu, baterai untuk kendaraan sudah berada di Jakarta dan tiba di Samarinda pada Juni 2024.
Pembukaan pallet dan inspeksi akan dilakukan oleh Hyundai, Bea Cukai Kalimantan wilayah Timur, serta Otorita IKN di Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto Samarinda pada awal Juni mendatang.
Pembukaan tersebut menandakan tahap pengurusan izin impor sementara telah dimulai.
Dari uji coba taksi terbang tersebut akan dilakukan evaluasi tentang kinerja dan teknis. Para civitas akademika lokal juga dilibatkan oleh Otorita IKN.
BACA JUGA:Tidak Perlu Langsung Bawak ke Bengkel! Ini Cara Memoles Cat Mobil yang Kusam di Rumah
BACA JUGA:Harus Tahu! Mana Lebih Hemat Bahan Bakar Antara Mobil Matic Atau Mobil Manual?
Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN, Prof. Mohammed Ali Berawi menambahkan pelaksanaan inspeksi dan uji coba akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal.
Dikatakan, sesuai dengan target jadwal PoC (Proof of Concept), kegiatan perakitan dan inspeksi akan dimulai pada awal Juni dan dilanjutkan uji coba terbang pada Juli 2024 menjelang perhelatan 17 Agustus di IKN.
“Kegiatan uji coba akan dilakukan selama sebulan penuh di Bandara APT Pranoto Samarinda dan melalui serangkaian pengujian dan kajian kelayakan,” tukas Prof. Ali Berawi.