Bersiap Menyambut Kemarau 2024

Minggu 16 Jun 2024 - 17:41 WIB
Reporter : Dodi Haryanto
Editor : Ependi

BACA JUGA:Saksikan Wayang Kulit, Meriani: Wajib Didukung, Upaya Melestarikan Budaya Indonesia

Adapun tahapan pelaksanaan TMC meliputi BMKG menyediakan informasi prediksi potensi awan di Pulau Jawa yang berpotensi menimbulkan hujan; Ditjen SDA mengidentifikasi bendungan yang memerlukan tambahan air, BRIN menganalisis kebutuhan bahan penyemaian dan merencanakan penerbangan, dan bersama TNI-AU melaksanakan proses penyemaian awan.

Setelah penyemaian, BMKG dan BRIN memantau hasil dan terjadinya hujan; Ditjen SDA kemudian memonitor curah hujan, tinggi muka air waduk, volume tampungan, inflow, dan outflow selama 24 jam, serta menganalisis tambahan air dan potensi layanan dengan volume efektif terkini; terakhir dilakukan evaluasi pelaksanaan TMC setiap harinya. Tahapan di atas dilakukan berulang sampai TMC dinyatakan selesai, jika tidak ada potensi awan, atau bila tampungan waduk sudah mencukupi.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), guna mengisi 43 bendungan di Pulau Jawa yang mengalami penurunan daya tampung akibat El Nino.

BACA JUGA:Ancaman El Nino, Penyaluran 232 Unit Pompanisasi Dipercepat

BACA JUGA:Melongok Suku Tuareg, Suku Semi Nomaden Penguasa Gurun Sahara

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan penerapan TMC bertujuan mengurangi resiko bencana banjir dengan mengukur kubik air yang didapatkan.

“Teknologi modifikasi cuaca yang sering dilakukan oleh BMKG juga bertujuan untuk mengisi bendungan dan mengurangi risiko hujan atau banjir di berbagai tempat. Dengan teknologi modifikasi cuaca kita bisa memonitor berapa kubik air yang kita dapat,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam siaran pers yang diterima InfoPublik.

Pelaksanaan TMC terbagi menjadi tiga posko, yakni Posko 2 di Bandung untuk 8 bendungan, Posko 3 di Solo untuk 23 bendungan dan Posko 4 di Malang untuk 12 bendungan.

Pelaksanaan TMC yang akan dilaksanakan pada Juni 2024 ini merupakan kerja sama antara Kementerian PUPR dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU).

BACA JUGA:Memasak Daging Kurban, Apakah Perlu Dicuci Bersih atau Langsung Saja! Begini Penjelasannya...

BACA JUGA:Hindari Bakteri! Tahan Lama dan Tidak Bau, Begini Cara Menyimpan Daging Kurban di Kulkas

Akibat El Nino, volume tampungan bendungan di Pulau Jawa berkurang sekitar 19 persen atau sebesar 981,5 juta meter kubik air. Salah satu dampak yang paling mengkhawatirkan dari penurunan volume air ini adalah berkurangnya pasokan air untuk irigasi, yang pada gilirannya akan mengurangi luas lahan yang dapat diairi pada musim tanam. 

Diharapkan Melalui TMC ini dapat mengatasi defisit volume tampungan dan memastikan ketersediaan air selama Masa Tanam II, sehingga petani tetap bisa panen dan rencana layanan irigasi untuk Masa Tanam III dapat ditingkatkan. 

TMC direncanakan dilakukan dengan 1-3 sorti (penerbangan) per hari, menggunakan 800 kilogram (kg) garam food grade dalam setiap penyemaian. Garam food grade digunakan supaya tidak mencemari lingkungan. 

Sejalan dengan pernyataan Menteri PUPR, Direktur Bina Operasi dan Pemeriharaan Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Alam (SDA) Adek Rizaldi bahwa TMC ini dilakukan sebagai upaya mitigasi dari perubahan iklim yang memengaruhi sumber daya air.

Kategori :