Pelajaran Penting dari Upaya Raja Mataram Menggebuk VOC Agar Hengkang dari Nusantara

Sabtu 15 Jun 2024 - 12:08 WIB
Reporter : Benny Siswanto
Editor : Ependi

Ambisi ekspansi wilayah oleh Mataram yang saat itu belum dapat menguasai wilayah Jayakarta, justru lebih dulu ditaklukan Belanda, secara politis dan dagang kian benar-benar menjadi kendala bagi Mataram. 

BACA JUGA:Ini Motor Alih Fungsi Lahan Pertanian yang Sulit Dihalau

BACA JUGA:Mukomuko Perjuangkan Bantuan Stimulan Perbaikan Rumah Korban Bencana Alam

Pasalnya, dua wilayah di Pulau Jawa yang belum ditaklukan Mataram adalah Jayakarta yang kemudian diganti nama oleh Belanda menjadi Batavia pada 1619, usai tunduk dengan Belanda. 

Era kolonialisme dan imprealisme saat itu, sudah menempatkan Belanda yang bukan lagi dianggap sebagai pedagang, tapi sudah jelas niatannya yakni menjajah. 

Jika mencermati garis cerita dalam sejarah, penguasaan suatu wilayah hingga saat ini relatif sama. Pembedanya, lebih kepada cara dalam bermanuver. Tapi apa yang perlu dilakukan atau dikuasai, adalah sektor ekonomi serta jalur perdagangan. 

Belanda terus melakukan manuvernya kalau itu, seturut dengan banyaknya wilayah-wilayah di tanah air yang menjadi daerah jajahannya. 

BACA JUGA:Jelang Idul Adha, Mukomuko Kirim Ribuan Hewan Kurban ke Luar Daerah

BACA JUGA:Mukomuko Bakal Sembelih 1.014 Ekor Hewan Kurban

Sedangkan ekspansi yang ingin dilakukan Mataram terhadap Banten, harus lebih dulu mampu menaklukkan wilayah Batavia yang notabene sudah menjadi kekuasaan Belanda. 

Monopolistik juga sudah dilakukan oleh Belanda. Saat itu, Belanda sudah terus mengunci sektor-sektor stragis seperti jalur-jalur dagang, dengan ragam dalih. Bahkan, untuk melaut ke Malaka saja, setiap armada harus lebih dulu mendapatkan ijin dari penjajah ini. 

Syarat ini pun dijadikan dalih oleh Mataram, alih-alih mulai menurunkan persiapan perangnya dengan Belanda. Manuver politis Mataram yang membawa sebuah kapal besar yang berisikan ratusan ternak sapi, ribuan kelapa, ribuan gula hingga beras dengan dalih berdagang, terendus. 

Gubernur Jenderal VOC, JP Coen pun menolak kehadiran Mataram, untuk berdagang di Batavia pada April 1628. Mataram kala itu, mengirimkan delegasinya yakni Kyai Rangga, Bupati Tegal, ke Batavia. 

BACA JUGA:Kans Mutasi Besar-Besaran di Daerah Usai Pilkada

BACA JUGA: Pemkab Bengkulu Utara Gelar Pisah Sambut Kajari Bengkulu Utara

Kemudian pengiriman armada perang Mataram tiba lagi pada 25 Agustus 1628, perkuatan Mataram yang meliputi puluhan kapal dengan ribuan prajurit dan diperkuat lagi pada Oktober dengan puluhan ribu perkuatan prajurit lagi akhirnya terlibat bentrok dengan penjajah. 

Kategori :