Namun demikian, Nurdiana optimis. Jika semua pihak ikut bergerak, maka pasar murah bisa dilaksanakan dengan baik.
BACA JUGA:Pasar Murah Solusi Cepat Atasi Inflasi Jelang Idul Adha
BACA JUGA:Pasar Murah Solusi Cepat Atasi Inflasi di Mukomuko
Seperti Dinas Ketahanan Pangan melobi pihak Bulog menyediakan beras SPHP, Dinas Pertanian melobi kelompok tani menyediakan sayuran segar, cabai, bawang dan tanaman lainnya.
"Dan kami dari Disperindag juga sudah menggerakkan para pelaku UMK termasuk melobi pihak Bank Indonesia agar bisa mensuport kegiatan pasar murah sebelum Hari Raya Idul Adha," ujarnya.
Nurdiana menyampaikan, pasar murah untuk menekan inflasi di daerah ini harus segera digelar. Jika tidak, sangat dikhawatirkan harga kebutuhan pangan bagi masyarakat akan terus meroket.
Sebab dari hasil monitoring harga pangan di sejumlah pasar tradisional yang ada di Kabupaten Mukomuko. Hampir seluruh harga kebutuhan pangan naik.
BACA JUGA: Penutupan TMMD, Pemkab Mukomuko Gelar Pasar Murah di Malin Deman
BACA JUGA: Kendalikan Inflasi Daerah, Pemkab Mukomuko Gelar Pasar Murah di Lubuk Pinang
Seperti gula putih, bawang merah, cabai, beras, dan yang lainnya.
"Contoh kecil harga bawang merah. Biasanya paling diharga Rp30 ribu, dan sekarang mencapai lebih Rp50 ribu per kilo. Begitu juga dengan cabai, biasanya diharga Rp25-40 ribu per kilo. Sekarang sudah mencapai Rp75 ribu per kilo, dan harga yang lainnya," katanya.
Selain menggelar pasar murah, pihaknya juga meminta kepada seluruh organisasi perangkat daerah agar ikut serta berperan aktif untuk menekan terjadinya inflasi.
Seperti Dinas ketahanan pangan rutin memasuk beras SPHP ke warung-warung, dinas pertanian menggiatkan warga menanam cabai dan bawang meski di polibek, dan yang lainnya.
BACA JUGA: Pemkab Mukomuko Gelar Pasar Murah Jelang Ramadhan
BACA JUGA:Pasar Murah Solusi Cepat Atasi Inflasi Jelang Idul Adha
"Jika ini kita sama-sama gerakkan. Mudah-mudahan saja, naiknya harga pangan di daerah ini bisa kita kendalikan dengan baik," pungkasnya. (*)