BENGKULU RU - Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-116 tahun 2024, dapat menjadi momentum untuk membangkitkan petani dari keterpinggiran.
Demikian disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Provinsi Bengkulu, Mohd. Gustiadi, S.Sos atau yang akrab disapa Edi Tiger, Senin 20 Mei 2024.
"Peringatan Harkitnas ini, menekankan pentingnya mengenang dan menerapkan nilai-nilai kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari," ungkap Edi Tiger.
Menurut Edi Tiger, salah satu komponen bangsa yang berperan strategis dalam perjuangan kemerdekaan, adalah kaum tani yang dengan semangat tak kenal lelah dan senjata sederhana turut berperan hingga berhasil mengusir penjajah dari tanah air.
BACA JUGA:Fiosofih Logo dan Maskot MTQ Ke XXXVI Tingkat Provinsi Bengkulu di Kabupaten Bengkulu Utara
BACA JUGA:PENGUMUMAN : Ini Hasil Tes Tertulis PPS Pilkada 2024, Totalnya 1.183 Orang
"Hanya saja, potret kaum tani di Indonesia termasuk di Provinsi Bengkulu, sampai dengan hari ini masih jauh dari ideal," sesal pria yang juga tercatat sebagai anggota DPRD Provinsi Bengkulu.
Terbukti, lanjut Edi Tiger, petani masih belum bisa merasakan sepenuhnya, terutama nikmat dari sebuah kemerdekaan yang dulu turut mereka perjuangkan.
"Memang sejak zaman order baru hingga reformasi, pemerintahan selalu memperlihatkan niatnya untuk memuliakan petani. Tapi pada kenyataannya masih banyak kebijakan yang justru meminggirkan para petani," sindir Edi Tiger.
Edi Tiger menjelaskan, harusnya keberpihakan kepada petani menjadi dasar bagi para pemimpin, terutama dalam merancang strategi pembangunan pertanian.
BACA JUGA:Sudah Hampir 15 Tahun Jalan Rusak Parah, Masyarakat Mengeluh dan Merasa Di Anaktirikan.
"Karena tujuan utama pembangunan pertanian haruslah menargetkan kesejahteraan untuk petani, bukan sekadar meningkatkan produksi dan produktivitas saja," jelas Edi Tiger.
Karena, sambung Edi Tiger, Produksi yang tinggi tidak berarti jika harga jual hasil panen anjlok, dan petani akhirnya masih jauh dari yang dikatakan sejahtera.
"Fakta ini tentunya menjadi kritik ketidakmampuan pemerintah dalam mengendalikan harga pasar saat panen raya. Buktinya setiap panen raya, harga selalu anjlok dan pemerintah seolah-olah tak berdaya," beber Edi Tiger.