Ditulis Oleh : Annisa Fadhila Hilman
NIM : C1C023153
Mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) Jurusan Bisnis Hubungan Luar Negeri Universitas Bengkulu (UNIB)
Inflasi yang terjadi setelah Lebaran adalah sebuah fenomena yang penting untuk dianalisis dalam lingkup ekonomi domestik.
Lebaran, yang merupakan acara penting dalam kalender keagamaan banyak negara, biasanya diikuti oleh peningkatan permintaan akan berbagai macam barang dan jasa.
Setelah masa perayaan berakhir, dampak ekonomi yang besar, termasuk inflasi, sering terjadi.
BACA JUGA:Ada 7,99 Juta Angkatan Kerja jadi Pengangguran
BACA JUGA:Pintu Penjara Dibuka, Minggu Depan Pejabat di Mukomuko Mulai Dipanggil Jaksa
Peningkatan permintaan selama persiapan dan perayaan Lebaran adalah faktor utama yang mengarah pada inflasi pasca-Lebaran.
Masyarakat cenderung meningkatkan pembelian mereka, dari pakaian baru hingga makanan khas dan perencanaan perjalanan, yang menyebabkan lonjakan permintaan yang signifikan yang biasanya tidak seimbang dengan kenaikan produksi atau pasokan barang dan jasa.
Selanjutnya, kenaikan harga merupakan kontributor lain terhadap inflasi ini.
Para penjual seringkali menaikkan harga mereka menjelang Lebaran karena permintaan yang tinggi, dan harga-harga ini cenderung bertahan tinggi bahkan setelah periode perayaan selesai.
BACA JUGA:HUT ke-144 Kota Curup, Ini Do'a Gubernur Rohidin
BACA JUGA:Jangan Tidak Tahu! Ini Hak Suami atau istri Peserta Taspen Meninggal Dunia
Peningkatan harga ini memiliki dampak langsung pada Indeks Harga Konsumen (IHK) dan dapat memicu inflasi setelah Lebaran.