RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Gabus pucung adalah masakan khas Betawi yang sudah terkenal sejak dahulu kala.
Nama gabus pucung adalah gabungan dari nama ikan gabus dan pucung atau kluwek sebagai bumbunya.
Dulu, ketika Jakarta atau Batavia dan sekitarnya penuh rawa dan sawah sawah, ikan gabus (chanastrata) mudah didapat masyarakat.
Begitu juga pohon buah pucung (pangium edule) yang tumbuh di pinggiran pekarangan atau di pinggiran Sungai Ciliwung. Karena itu gabus pucung dulu merupakan masakan harian masyarakat Betawi.
BACA JUGA:Berburu Bubbor Paddas di Sambas Kalimantan Barat
BACA JUGA:Seharian Keliling Indonesia di TMII
Tetapi skarang, ketika Jakarta dan sekitarnya penuh dengan hutan beton, gabus pun lenyap dari ekosistem Jakarta.
“Sekarang gabus didatangkan dari Bandung. Mereka rutin datang,” kata Bu Nana, pemilik rumah makan Gabus Pucung ‘Bu Nana” Jl Jenderal Sudirman, Bekasi.
DI Kota Jakarta sendiri sulit menjumpai warung makan gabus pucung.
Sebaliknya akan lebih mudah mencarinya di pinggiran Jakarta, seperti di Pondok Cabe, Pamulang, Ciputat, Sawangan, hingga Parung, Bekasi, Bogor, Tangerang, dan Depok.
BACA JUGA:Destinasi Wisata Religi di Masjid Tuha Indrapuri yang Awalnya Sebuah Candi
BACA JUGA: Skuad Garuda, Tim dengan Lonjakan Peringkat Tertinggi Dunia
Gabus Pucung tercatat sebagai salah satu dari 96 warisan budaya Indonesia dan satu dari delapan warisan yang berasal dari DKI Jakarta.
Warisan budaya Betawi selain gabus pucung adalah upacara atau ritual Babarit, nasi uduk, sayur besan, kerak telor, roti buaya, bir pletok, dan seni tradisi Blenggo
Gabus pucung merupakan lauk sekaligus sayur untuk teman makan nasi. Makanan ini termasuk masakan ikan dengan tekstur kuah mirip rawon.