“Semoga keberadaan Makassar New Port dapat mengakselerasi pertumbuhan dan pemerataan ekonomi di wilayah Indonesia Timur. Lebih jauh lagi, semoga konektivitas maritim Indonesia bisa semakin tangguh, efisien, dan berdampak besar bagi kemajuan bangsa,” tukas Menhub.
BACA JUGA: Masuki Masa Panen Raya, Harga Gabah Kering Panen Mulai Stabil
BACA JUGA: Mengubah Sampah Jadi Rupiah
Dermaga MNP Tahap 1A, 1B dan 1C yang diresmikan tersebut memiliki panjang total 1.280 meter dan dibangun PT Pelabuhan Indonesia (Persero) di atas lahan seluas 52 hektare.
Kehadiran pelabuhan baru di Makassar akan mampu menampung sebanyak total 2,5 juta TEUs (twenty-foot equivalent unit) peti kemas untuk di dermaga tahap 1A, B, dan C.
Dermaga ini memiliki kedalaman-16 meter LWS (Low Water Springs), sudah bisa disandari kapal dengan bobot besar atau post panamax yang biasa digunakan untuk direct call atau pelayaran langsung ke luar negeri.
Pembangunan MNP Tahap 1A, 1B, dan 1C menyerap investasi senilai Rp5,4 triliun dan masih berlanjut dengan pengadaan peralatan bongkar muat, penambahan fasilitas dan pengembangan MNP Tahap 1D yang akan dilakukan secara bertahap sesuai kebutuhan dan pasar dengan anggaran investasi hingga Rp10 triliun.
BACA JUGA: SMESCO Gelar Pelatihan Digital Marketing Eksklusif bagi UMKM Unggulan
BACA JUGA: Proyeksi Ekonomi Indonesia Tahun Ini Tetap Solid
MNP juga telah dilengkapi dengan Integrated Planning dan Control Room, sebuah langkah inovatif untuk memantau dan mengontrol layanan kapal, terminal, peti kemas, dan logistik secara terpusat.
Transformasi ini bertujuan meningkatkan efisiensi layanan dan mendukung daya saing logistik nasional.
Sejak dermaga tahap 1A diresmikan pengoperasiannya pada awal November 2018 lalu, kehadiran MNP telah mampu mengurai waiting time atau waktu tunggu kapal di pelabuhan untuk bongkar muat barang yang telah lama beroperasi di wilayah Makassar, yakni Terminal Petikemas Makassar (TPM) atau yang sekarang disebut dengan MNP.
Sumber : Indonesia.go.id