BACA JUGA: Industri Indonesia di Tengah Resesi Global
Bagi Snouck perjumpaan inilah yang akan menjadi tulang punggung dan penyelamat reputasinya.
Aboe Bakar sedikit lebih tua dari Snouck, dia lahir sekitar tahun 1854.
Saat itu dia adalah saudara Bupati Pandeglang dan anak dari bupati sebelumnya Raden Adipati Natadiningrat.
Ibunya adalah istri keempat bupati yang bernama Raden Ayu Wargakusuma.
Keluarga priyayi ini sudah lama berkomitmen untuk bekerja sama dengan Belanda. Karena krisis keuangan akibat anggota keluarganya yang semakin membesar, Aboe Bakar membutuhkan pekerjaan yang bisa diandalkan.
BACA JUGA: Bank Indonesia Jamin Utang Luar Negeri Aman dan Terkendali
BACA JUGA: Aristoteles, Penemu Ilmu Mantik, Guru dari Alexander Agung
Lima tahun adalah waktu yang telah dihabiskan Aboe Bakar selama belajar di Mekah.
Saat itu dia sudah menjadi bagian dari komunitas Jawi, orang-orang Asia Tenggara yang belajar di Mekah. Hal ini menyebabkan dia lebih nyaman berbahasa Arab ketimbang bahasa Belanda.
Terbukti dalam surat-menyurat yang dia lakukan dengan Snouck selama bertahun-tahun sesudahnya, dia hampir selalu menggunakan bahasa Arab.
Snouck sangat terkesan dengan Aboe. Dalam salah satu catatan pribadinya dia menulis, Raden Aboe Bakar yang telah memiliki "ilmu rahasia" dari Mekah selama lima tahun adalah orang terpercaya yang pernah saya temui.
BACA JUGA:Pecat Dirut RSUD M. Yunus, Gubernur Bengkulu Berpotensi Digugat ke PHI
BACA JUGA:April 2024, Ini Pendapatan Yang Bakal Diperoleh ASN
Dengan dukungan riwayat keluarga besarnya (priyayi Banten) dia mampu mengumpulkan semua publikasi, menyediakan semua informasi, dan memberikan bantuan yang dibutuhkan.
Aboe Bakar adalah orang yang mampu memberikan Snouck kitab-kitab dari tarekat Naqsyabandia yang ada di Mekah dan jaringan-jaringannya.