Kisah Tuan Snouck dan Paman Aboe

Sabtu 16 Mar 2024 - 17:24 WIB
Reporter : Dodi Haryanto
Editor : Ependi

RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Michael Laffan, dalam salah satu presentasinya yang terekam di situs video Youtube, pernah bergurau tentang orientalis besar Belanda yang belum ada tandingannya hingga saat ini.

Nama Snouck Hurgronje begitu unik, kata Laffan, nama itu lucu karena sekilas mengingatkan orang pada penyakit tenggorokan atau sebangsanya.

Gurauan Laffan sedikit banyak tecermin dalam buku yang terjemahan Indonesianya diberi judul Sejarah Islam Nusantara (2015). Sebuah karya penelitian sejarah yang lebih mirip sebuah obsesi.

Obsesi untuk menceritakan salah satu periode paling penting yang membentuk wajah Islam Indonesia modern dan obsesi untuk menguntit seorang Snouck Hurgronje.

BACA JUGA: Apakah Sikat Gigi Bisa Membatalkan Puasa? Ini Penjelasannya...

BACA JUGA:BLT Dana Desa TA 2024 Desa Perbo Cair, Setiap KPM Dapat Rp900 Ribu

Laffan (50), adalah salah seorang peneliti sejarah Indonesia asal Canberra Australia, yang kini menjadi pengajar di Princeton University, New Jersey, Amerika Serikat.

Dia adalah pengajar sejarah khusus Asia Tenggara dan Islam di seluruh kawasan Samudera Hindia.

Gaya penulisan sejarah Laffan cukup berbeda dibandingkan dengan peneliti tentang Islam Indonesia, sebelumnya seperti Martin Van Bruinessen atau Merle Ricklefs.

Laffan yang kerap menulis di jurnal Archipel sepertinya lebih tertarik dengan gaya Annales ala Lombard, ketimbang gaya terintegrasi seperti Bernard Lewis atau Sartono Kartodirjo.

BACA JUGA: Mau Puasa Lancar! Ini 3 Jenis Makanan yang Sebaiknya Dihindari Saat Sahur

BACA JUGA: Industri Indonesia di Tengah Resesi Global

Konsulat Kecil di Jedah

Snouck datang ke tanah Arabia pada Agustus 1884.

Pertama kali yang dia datangi adalah sebuah konsulat kecil Belanda di Jedah. Sebelum sampai di sana, Snouck datang dengan bekal yang mentereng.

Kategori :