BACA JUGA: Soal Libur Lebaran dan Jadwal Belajar, Ini Kata Korwil Pendidikan Ketahun
Pilar di dalam masjid diganti menjadi berbahan beton dan dinding dilapisi marmer alam begitu halnya dengan lantai.
Kusen jati yang sudah melekat sejak awal bangunan direnovasi menjelang awal abad 20, tetap dipertahankan.
Dua makam pendiri masjid kemudian dibuatkan bangunan baru yang lebih kokoh.
Kegiatan serupa kembali dilakukan pengganti Wiyogo, yaitu Soerjadi Soedirdja dan dilanjutkan oleh Sutiyoso dengan menaikkan dasar bangunan setinggi 1 meter untuk menghindari banjir dan rob yang mulai sering melanda kawasan Luar Batang.
Gubernur Fauzi Bowo kemudian melanjutkan renovasi yang telah dilakukan para pendahulunya dengan menambah dua menara megah setinggi 57 meter yang mengapit masjid pada 2008.
BACA JUGA: Apakah Sikat Gigi Bisa Membatalkan Puasa? Ini Penjelasannya...
BACA JUGA:BLT Dana Desa TA 2024 Desa Perbo Cair, Setiap KPM Dapat Rp900 Ribu
Kedua menara menggantikan tugas menara kecil setinggi tujuh meter yang sudah berusia lebih dari 150 tahun.
Renovasi terakhir dilakukan hanya beberapa bulan menjelang Ramadan 2021.
Sistem pelantang suara sudah diganti dengan teknologi terkini serta penambahan jumlah kamera pengawas (CCTV) menjadi 50 unit.
Sebuah kanopi luas ikut menutupi sayap kanan masjid sehingga melindungi jemaah dari hujan dan terik panas ketika beribadah.
BACA JUGA: Mau Puasa Lancar! Ini 3 Jenis Makanan yang Sebaiknya Dihindari Saat Sahur
BACA JUGA: Industri Indonesia di Tengah Resesi Global
Kini bangunan tua yang masih tersisa, antara lain, gapura pintu gerbang dari pagar tembok yang melingkar mengelilingi masjid, dan ukiran pintu masuk serambi masjid dan tentu saja makam pendiri.
Masjid Luar Batang telah membuktikan diri sebagai saksi bisu perkembangan Islam di kawasan pesisir utara Jakarta sejak berabad-abad silam.