MUKOMUKO.RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Ini kabar baik bagi masyarakat di Kabupaten Mukomuko. Pasalnya, Kabupaten Mukomuko akan menerima dua sertifikat sekaligus dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.
Diantaranya sertifikat eliminasi filariasis atau kaki gajah dan eliminasi frambusia atau infeksi kulit. Sebanyak dua sertifikat eliminasi itu, akan diterima langsung oleh Bupati Mukomuko, H. Sapuan di tanggal 6 Maret 2024 mendatang.
Hal ini dibenarkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko, Bustam Bustomo, SKM melalui Kasi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular, Ruli Herlindo, SKM ketika dikonfirmasi Jumat, 01 Maret 2024.
"Daerah ini ditetapkan bebas penyakit kaki gajah berdasarkan hasil survei darah warga secara massal untuk mendeteksi dini penderita penyakit filariasis atau kaki gajah yang dilakukan oleh tim Kemenkes RI," katanya.
BACA JUGA: Korban Bencana Alam Bakal Terima Bantuan Stimulan Perbaikan Rumah
BACA JUGA:Dinas PU Turun Tangan Pungut Sampah Sisa HUT Mukomuko
Ruli menjelaskan, sebanyak 1.020 orang warga yang tersebar di 30 desa di Kabupaten Mukomuko yang menjadi sasaran survei penyakit kaki gajah.
Petugas Dinas kesehatan Kabupaten Mukomuko, terakhir pada tahun 2017 lalu hanya menemukan ada satu orang warga di daerah ini dinyatakan positif terkena penyakit filariasis atau kaki gajah.
"Satu orang yang positif terkena penyakit kaki gajah itu adalah warga Desa Tanah Rekah, Kecamatan Kota Mukomuko," ujarnya.
Meskipun warga yang berusia 35 tahun tersebut positif terkena penyakit kaki gajah. Namun katanya, tingkat infeksi dalam tubuhnya belum begitu parah.
Dan warga itu sekarang sudah sembuh setelah mendapatkan penanganan medis. Karena kasus tersebut tidak ada, kemudian daerah ini ditetapkan bebas dari penyakit frambusia atau infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum pertenue.
BACA JUGA: Mulai 4 Maret, Polres Mukomuko Gelar Operasi Keselamatan Nala. Ini Sasarannya..
BACA JUGA: Dibantu TNI, Polres Mukomuko Amankan Pleno KPU Mukomuko
Dan kasus frambusia ini tidak ada sejak tahun 2018 sampai sekarang ini.
Selain itu, tim dari Kementerian Kesehatan juga telah melakukan survei untuk memastikan daerah ini bebas dari frambusia.