Jenjang pendidikan perguruan tinggi tidak melulu menjadi ranah pengelola swasta saja. Seperti dikutip dari “Jurnal Antikorupsi” milik Komisi Pemberantasan Korupsi edisi April 2018.
Setidaknya sebanyak 20 kementerian/lembaga/instansi mengelola sekitar 179 perguruan tinggi kedinasan.
Kampus-kampus vokasi kedinasan ini pada awalnya diadakan untuk meningkatkan kinerja para aparatur sipil negara (ASN) yang bekerja di instansi terkait.
Instansi terkait juga menjadikannya sebagai wadah mendidik calon pegawai negeri sipil (CPNS) baru mereka.
BACA JUGA: Ini Capaian Pertumbuhan Industri Manufaktur Indonesia
BACA JUGA:Berikan Hak Pilih, Masyarakat Diimbau Datang ke TPS
Namun pada perkembangannya, banyak perguruan tinggi ini yang kemudian menghapuskan kata 'kedinasan' sehingga tidak ada perbedaan lagi dengan perguruan tinggi lain pada umumnya selain pada aspek kepemilikan.
Salah satunya adalah Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia. Perguruan tinggi vokasi yang berlokasi di Babarsari, Daerah Istimewa Yogyakarta ini merupakan satu-satunya jenjang pendidikan tinggi di tanah air yang menghasilkan tenaga profesional bergelar sarjana terapan bidang teknologi nuklir.
Pengelolanya adalah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Kampus ini berdiri sejak tahun 1985 dengan nama awal adalah Pendidikan Ahli Teknik Nuklir (PATN) sebelum berubah menjadi Sekolah Tinggi Teknologi nuklir (STTN) pada 2001. Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) menjadi pengelola awal dari STTN ini.
Ketika pemerintah melebur semua lembaga riset nasional termasuk BATAN menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), STTN pun ikut berubah status. Sejak 30 Oktober 2021, namanya berubah menjadi Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia atau Poltek Nuklir. Terdapat tiga program studi yakni Teknokimia Nuklir, Elektronika Instrumentasi, dan Elektro Mekanika.
BACA JUGA:Manipulasi Hasil Pemilu, Sanksi Dipastikan Menanti
BACA JUGA:Tiang Listrik Milik PLN Nyaris Ambruk
Untuk tahun ajaran 2024/2025, Poltek Nuklir membuka kesempatan kepada pelajar dari seluruh Indonesia yang mempunyai prestasi akademik atau nonakademik lulusan SMA atau sederajat untuk mendaftarkan diri.
Hanya tersedia 180 bangku untuk tiap angkatan. Lulusan kampus ini dapat bekerja di BRIN atau sektor-sektor yang memerlukan tenaga ahli bidang nuklir baik di dalam maupun luar negeri.
Kelompok industri yang memerlukan jasa lulusan Poltek Nuklir ini di antaranya industri farmasi, jasa kesehatan seperti rumah sakit, pertambangan dan energi, serta pembangkit listrik tenaga nuklir. Berikut ini adalah syarat untuk mendaftar mengikuti tes.