Terlebih untuk rotan, di mana Indonesia merupakan sumber dari 80 persen rotan dunia.
“Indonesia juga memiliki potensi bambu yang memiliki peluang besar untuk dikembangkan produk-produk hilirnya. Apalagi, nilai ekspor produk furnitur kita pada 2022 mencapai USD2,5 miliar,” kata Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika di Jakarta.
BACA JUGA:Masyarakat Bengkulu Diajak Dukung Nabila Putri Bintadytama
BACA JUGA:DBD Mengganas, 55 Warga di Mukomuko Dinyatakan Positif
Namun, angka ekspor produk mebel di 2023 mengalami penurunan. Merujuk data Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), ekspor mebel per september 2023 hanya mencapai USD1,29 miliar, turun dari 2021 yang tercatat USD1,86 miliar atau turun 30 persen YoY. Sementara itu, untuk kerajinan 2023 tercatat USD513 juta atau menurun 21 persen dari tahun lalu yang mencapai USD647 juta.
Meski melandai, Indonesia tetap di posisi atas, terutama untuk mebel berbahan baku rotan. Ini karena alam Indonesia yang sangat cocok bagi tumbuhnya tanaman sejenis tanaman palem yang merambat ini.
Rotan di hutan Indonesia, bisa tumbuh dengan panjang mencapai 100 meter lebih. Di alam Indonesia, terdapat 8 marga rotan, dengan kurang lebih 306 jenis yang 51 jenis di antaranya telah dimanfaatkan.
Beberapa daerah penghasil rotan di Indonesia berada di Pulau Kalimantan, Sumatra, Jawa, Sulawesi, dan Papua. Sejauh ini rotan memiliki nilai jual tinggi terutama untuk kegiatan ekspor.
BACA JUGA:Datangi Sekolah, Dinas Pendidikan Sosialisasi Tentang Kebencanaan
BACA JUGA:Jumlah Pemilih Tambahan 3.683 Orang di Mukomuko
Dengan potensi yang ada, Indonesia mampu menyediakan sekitar 80 persen kebutuhan rotan dunia.
Dalam buku Rotan Kekayaan Belantara Indonesia karya Profesor Dr Ir Djamal Sanusi, Indonesia dikenal sebagai penghasil rotan terbesar di dunia.
Demi mendapatkan nilai tambah lebih, pemerintah melarang ekspor rotan mentah dan setengah jadi.
Lima Kebijakan Strategis
Terkait pengembangan industri furnitur, Dirjen Industri Agro Putu menyebutkan, saat ini pihaknya fokus menjalankan lima kebijakan strategis dalam upaya pengembangan industri furnitur yang bisa berdaya saing global.
BACA JUGA:Antarkan ODGJ ke RSJ Bengkulu Disiapkan Dana Rp42 Juta