Didirikan pada 15 Juli 1959, awalnya Kebun Raya Eka Karya luasnya hanya mencapai 50 hektare, namun berkembang menjadi 157,5 ha sejak awal abad 21 dan membuatnya sebagai kebun raya terluas di tanah air.
BACA JUGA: Saatnya Gasifikasi Pembangkit Listrik
BACA JUGA: Sebaiknya Hindari 10 Jenis Makanan yang Dapat Menyebabkan Jerawat..
Sejak awal pendiriannya, Kebun Raya Eka Karya difungsikan sebagai pusat konservasi ex-situ untuk tumbuhan pegunungan tropika khas Indonesia timur khususnya tumbuhan berdaun jarum atau Gymnospermae.
Koleksi awal banyak didatangkan dari Kebun Raya Bogor dan Kebun Raya Cibodas di Jawa Barat seperti Araucaria bidwillii, Cupresus sempervirens dan Pinus masoniana.
Jenis lainnya yang merupakan tumbuhan asli daerah Bedugul, antara lain, Podocarpus imbricatus dan Casuarina junghuhniana.
Kebun Raya Eka Karya juga mengoleksi beberapa jenis tanaman seperti anggrek, tumbuhan paku, begonia, kaktus, dan tanaman yang dipakai untuk upacara adat Hindu Bali.
BACA JUGA:Sukseskan Pemilu 2024. Ini Pesan Kakan Kemenag Mukomuko Untuk Jajarannya...
BACA JUGA:Petani di Lubuk Sanai Terancam Gagal Tanam Padi, Ini Penyebabnya
Taman Tematik
Seperti dikutip dari website Kebun Raya Bali, koleksi tumbuhan tertua di kebun raya ini berasal dari genus Ficus dan telah berumur lebih dari 100 tahun dan bisa dijumpai di Hutan Rasamala, salah satu kawasan tematik Kebun Raya Bali.
Kawasan tematik itu di antaranya Taman Usada seluas 1.600 meter persegi dan berisi sekitar 300 jenis tumbuhan obat dari berbagai kabupaten di Pulau Dewata.
Berikutnya ada Taman Surya Nirwana di sisi timur Kebun Raya Bali dengan panorama Danau Beratan dan Bukit Pengelengan dan berkonsep amphitheatre, biasanya dipakai untuk tempat pertunjukan atau panggung terbuka.
Ada pula Taman Rhododendron, namanya diambil dari sejenis bunga eksotis, berbau harum dan warnanya cerah.
BACA JUGA: Wujudkan Kekayaan Laut Yang Berkelanjutan di Bengkulu
BACA JUGA: Hindari Penggunaan Alat Tangkap Tak Ramah Lingkungan