Energi Bersih, Ketersediaan Pangan Terselamatkan

Kamis 08 Feb 2024 - 20:44 WIB
Reporter : Doni Aftarizal
Editor : Ependi

BENGKULU, RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Transisi energi bersih disebutkan dapat menyelamatkan ketersediaan pangan, terutama pada generasi masa depan.

Ini disampaikan Mahasiswa Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Bengkulu (UNIB), Ari Bagus Setiawan dalam kegiatan sosialisasi Sekolah Energi Bersih.

"Sebagai mahasiswa dan generasi yang hidup dimasa depan, kita perlu melakukan gerakan melawan krisis iklim demi kelayakan dan keselamatan ruang hidup," ungkap Ari.

Menurutnya, Sekolah Energy Bersih #2 menyampaikan dampak buruk energi batubara dan krisis iklim terhadap setiap sektor kehidupan.

BACA JUGA: DPK Bengkulu Dorong Sekolah Persiapkan Akreditasi Perpustakaan

BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Minta Isra' Mi'raj Pererat Ukhuwah Islamiyah

"Seperti kehilangan sumber penghidupan, konflik sosial, perubahan cuaca ektrim, gagal panen, penurunan kualitas kesehatan dan ekonomi. Tentu itu harus diperhatikan," kata Ari.

Dilanjutkan Ari, salah satu dampak krisis iklim yang terlihat adalah banyaknya bencana hidrometeorologi berupa banjir, kekeringan, lonsor dan kebakaran hutan. 

"Selama tahun 2023 tercatat 4.940 bencana hidrometeorologi terjadi di Indonesia. Dari total itu, tentunya termasuk di Bengkulu," sampai Ari.

Sementara itu, Manager Sekolah Energi Bersih Kanopi Hijau Indonesia, Hosani Hutapea mengatakan, solusi yang pasti adalah transisi energi bersih yang demokratis.

BACA JUGA: Wujudkan Keadlian Ekologi, WALHI Bengkulu: Pilah, Pilih, Pulih Dalam Pemilu 2024

BACA JUGA:Irigasi Jebol, Tantawi Dali: PUPR Harus Segera Melakukan Penanganan

"Dengan potensi 363.021 MW dari air, matahari dan angin sangat memungkinkan untuk meninggalkan energi batubara atau fosil," jelas Hosani. 

Hosani menerangkan, transisi energi yang diinginkan pada prinsipnya harus mempertimbangkan Hak Asasi Manusia (HAM), dan memprioritaskan keseimbangan ekologi.

"Disamping itu juga penting betanggung jawab atas pemulihan ekologi akibat energi kotor. Kemudian diikuti dengan transformasi kebijakan, ekonomi yang beracuan pada keselamatan lingkungan," terangnya.

Kategori :