Si kecil yang kelak menjadi penemu teori relatifitas itu, mulai bertanya-tanya "mengapa jarum kompas selalu mengarah ke utara dan selatan?"
Saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), ia mulai menampakkan kecerdasannya. Tapi dia hanya senang dengan pelajaran eksakta saja.
BACA JUGA:Begini Cara Kalau Mau Masuk Surga Bersama Keluarga
BACA JUGA:Malahayati, Pendiri Inong Balee dan Laksamana Perempuan Pertama di Dunia
Diantaranya seperti matematika dan fisika. Mata pelajaran itu, baru dilaluinya saat usia 12 tahun. Hari-harinya, praktis dihabiskan untuk 2 mata pelajaran ini saja.
Dalam perjalanannya, Einstein menyandang gelar Diploma pada tahun 1896. Sebuah gelar yang setingkat di bawah sarjana. Tekadnya kuat, untuk melanjut ke perguruan tinggi.
Tapi sayang, harapannya itu pupus. Ia gagal dalam ujian masuk perguruan tinggi. Kegigihannya, membawa Einstein setahun kemudian.
Einstein mengikuti ujian lagi dan berhasil masuk, diterima Eidgenossische
Technissche Hochschule (Institut Teknologi Swiss Federal) di Zurich.
BACA JUGA:Dr. Marzoeki Mahdi, Dokter Pejuang Yang Religius
BACA JUGA:Jauh dari Kemewahan, Meneladani Prinsip Hidup Proklamator Bung Hatta
Meski sudah berhasil masuk perguruan tinggi. Watak malasnya, belum berubah. Ia jarang mengikuti kuliah yang disampaikan di dalam kelas.
Ia jusru tekun mempelajari fisika teori secara otodidak. Seorang temannya, meminjami catatan sehingga ia dapat lulus dari unversitas itu.
Menariknya, tahun 1900, ia diberi ijin untuk mengajar di almamaternya. Ruang inilah yang dimanfaatkan dengan mendiskusikan kesukaannya pada dunia sains.
Termasuk pada Mileva Maric, seorang Serbia yang kelak menjadi istrinya. Sejak tahun 1895 sampai 1905, Einstein melakukan penelitian tentang teori relativitas khusus.
Penemuannya ini, tahun 1905 ia mendapatkan gelar Doktor di Universitas Zurich, Swiss dengan tesis yang berjudul "On a New Determination of Molecular Dimensisons.