RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Saat ini masyarakat khususnya di kalangan menengah ke bawah, mengeluhkan harga beras. Di tengarai, lonjakan harga beras di pasaran, beriringan dengan laju program Makan Bergizi Gratis (MBG) di daerah.
Tak hanya beras. Si buah pemantik inflasi yakni cabai merah, juga mengikuti tren pasar. Harganya kini melonjak. Cabai rawit juga harganya seperti mengejar cabai merah.
"Iya, kok naik semua ya. Kini beras dah 24 ribu saya jual. Cabe juga naik. Ya cabe merah. Ya cabe rawit. Ayam juga. Itu barengan dengan MBG itu. Mungkin kebutuhannya kan banyak ya," ujar Bude Pat, seorang pedagang lotek dan manisan, dibincangi RU, kemarin.
Dia berharap, lonjakan harga yang sepekan terakhir terjadi, tidak terus ugal-ugalan. Walau pun, dia juga sadar tidak pula mesti semua murah.
BACA JUGA:Harga Cabai Merah Meroket, Daya Beli Masyarakat Tertekan
BACA JUGA:Pemkab Mukomuko Siapkan Operasi Pasar Beras SPHP di Seluruh Kecamatan
Secara implisit, penjual makanan ini cukup memahami perlunya stabilisasi harga di pasaran. Sehingga memunculkan harga yang lebih ramah di kantung pembeli. Pula menguntungkan di kalangan pedagang.
"Ya moga, pemerentah bisa nyikapi ki. Yok opo iki," ceritanya dengan dialek khas.
Terpisah, Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Bengkulu Utara, Sabani,SH, ketika dikonfirmasi soal lonjakan harga beberapa komoditi pangan, menyampaikan bakal berkoordinasi dengan Tim Pemantau Inflasi Daerah (TPID).
"Pemerintah pasti akan mengambil langkah-langkah terukur. Termasuk intervensi terukur pula," ujar Sabani, dibincangi lewat ponsel, Senin malam.
Meski begitu, mantan Camat Batiknau ini mengatakan, langkah stabilisasi harga juga telah dilakukan Pemda selama ini. Langkah ini merupakan upaya pemerintah dalam menjaga iklim daya beli di masyarakat.
BACA JUGA:Harga Beras di Mukomuko Mahal, Pemkab Siapkan Skema Operasi Pasar
BACA JUGA:Bupati Kawal Penyerahan Bansos dan Tinjau Operasi Pasar Murah Pemkab Bengkulu Utara
"Kami juga berkolaborasi dengan stakeholder terkait, seperti Bulog. Termasuk saudagar besar. Tujuannya, dengan memangkas rentang distribusi, sehingga mendapatkan harga yang lebih terjangkau. Walau pun, ini tidak bisa terus-terusan dilakukan. Sifatnya insidentil," ujarnya.
Sekretaris Satgas MBG kabupaten ini menyampaikan, langkah stabilisasi harga oleh pemerintah tetap menjadi prioritas, baik durasinya sampaikan objek intervensinya yang juga harus terukur.