Barongko baru muncul di acara-acara istimewa seperti sunatan, akikah, mappanre temme, atau pesta pernikahan.
Pasalnya, di daerah asalnya pembuatan barongko tidak dilakukan dengan sembarangan.
BACA JUGA:Resep Kue Kering Bawang Regal: Camilan Gurih yang Lezat dan Unik
BACA JUGA:Resep Kue Kecipir: Camilan Renyah yang Wajib Dicoba!
Barongko harus dibuat oleh orang yang sudah berpengalaman, agar rasa asli barongko tetap terjaga.
Di luar acara-acara istimewa tadi, ada satu momen dimana barongko selalu tersaji di rumah-rumah orang Bugis, yaitu saat bulan Ramadan tiba.
Selain rasanya yang manis, lembut dan dingin, barongko juga dianggap aman untuk pencernaan dan menambah stamina.
Karenanya tepat bila disajikan sebagai makanan pembuka setelah menjalankan puasa Ramadan sehari penuh.
Rasa yang manis, teksturnya yang lembut dan juicy membuat siapapun yang mencicipi kue ini sulit untuk beranjak dan melupakan begitu saja cita rasa kelezatan yang khas dari barongko.
BACA JUGA:Resep Kue Kering Wafer: Camilan Renyah dengan Keju dan Cokelat
BACA JUGA:Resep Putri Salju Pandan: Kue Lebaran yang Lembut dan Lezat
Selain itu, meskipun terlihat sederhana dan mudah cara membuatnya, namun kue barongko mempunyai nilai filosofis yang tinggi.
Menurut sebagian besar masyarakat Bugis, barongko pisang tidak hanya dikerjakan dengan tangan-tangan terampil dan berpengalaman tetapi juga dibuat dengan hati.
Hal ini sejalan dengan nilai filosofi tinggi yang terkandung di dalamnya.
Sebagian besar masyarakat Bugis menyebut barongko sebagai kue kejujuran.
Bahan utama yang terbuat dari pisang dan kemudian dibungkus kembali dengan tanaman yang sama dengan bahan dasarnya (daung pisang) merepresentasikan kejujuran.