PDB Per Kapita Meningkat, Konsumsi Rumah Tangga Jadi Andalan Ekonomi 2024

Sabtu 15 Feb 2025 - 19:16 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Ependi

RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Industri pengolahan alias manufaktur masih menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi nasional sepanjang tahun 2024. Terbukti sampai awal 2025, permintaan produk industri besi baja domestik dari pasar luar negeri masih cukup tinggi.

Besi dan baja juga menduduki peringkat kedua sebagai produk ekspor nonmigas andalan Indonesia pada Januari hingga September 2024.

Di sisi lain, permintaan dunia dalam lima tahun terakhir (2018-2023) selalu positif, yakni sebesar 9,13 persen dengan total permintaan dunia mencapai USD865 miliar.

Salah satu produsen baja Indonesia mengekspor produk baja rendah emisi balok las atau welded beam senilai USD1,5 juta atau setara Rp24,3 miliar ke Selandia Baru.

BACA JUGA:Dana Pemerintah untuk Pemulihan Ekonomi 2025: Strategi dan Tantangannya

BACA JUGA:Waktunya Cerita Sukses Mesin Baru Pendorong Ekonomi Indonesia

Ekspor dilepas Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso dari pabrik produksi baja tersebut, PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP) di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Ekspor kali ini merupakan bagian dari total 1.210 metrik ton (MT) baja yang akan dikirim secara bertahap hingga Maret 2025.

Ekspor tersebut membuktikan kualitas produk besi dan baja dalam negeri semakin diakui dan berhasil menempatkan Indonesia sebagai pemasok terbesar ke-7 dunia dengan nilai ekspor mencapai USD28,41 miliar (Rp465,124 triliun). 

“Dengan tren pertumbuhan sebesar 38,79 persen dalam lima tahun terakhir (2018–2023), Indonesia berpeluang besar menjadi salah satu pemain utama industri baja terkemuka di dunia,” ungkap Mendag Budi Santoso.

Indikator ekspor besi baja tersebut menandakan kinerja ekonomi Indonesia tetap solid dan lebih baik dibandingkan beberapa negara maju maupun berkembang lainnya di tengah kemelut global.

BACA JUGA:Kunci Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

BACA JUGA:Digitalisasi Dorong Ekonomi Inklusif Usaha ‘Wong Cilik’

Ditinjau dari kuartal IV 2024 (Q4-2024), Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,02 persen (year on year/yoy), lebih tinggi dibandingkan peer countries seperti Singapura (4,3 persen), Arab Saudi (4,4 persen), dan Malaysia (4,8 persen). Sementara itu, di sepanjang 2024, pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu membukukan capaian sebesar 5,03 persen.

Adapun stabilitas ekonomi ini juga didukung oleh upaya pemerintah dalam menjaga inflasi untuk tetap rendah dan terkendali, di mana inflasi pada Desember tahun 2024 tercatat sebesar 1,57 persen (yoy) atau tetap dalam rentang sasaran 2,5 sampai 1 persen. Rasio utang juga tercatat masih dalam batas aman sebesar 38,9 persen terhadap produk domestik bruto (PDB)  per September 2024. 

“Dengan perkembangan indikator tersebut, pertumbuhan ekonomi khusus di triwulan keempat 2024, yang juga merupakan triwulan pertama di dalam pemerintahan Bapak Presiden, Pak Prabowo, ini tumbuh sebesar 5,02% (yoy) atau 0,53% (qtq). Angka ini menegaskan bahwa kita masuk dalam zona 5 persen atau 5,03 di tahun 2024,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Konferensi Pers Produk Domestik Bruto (PDB) Triwulan IV-2024 dan Full Year 2024 di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta.

Kategori :