
Setelah minum obat dan kontrol ulang beberapa kali ternyata kaki saya bengkak dan selanjutnya bengkaknya menjalar ke seluruh tubuh saya,” tutur warga Kelurahan Pasar Baru, Kota Curup tersebut.
Sejak saat itu, selama empat tahun, Misini menjalani pengobatan pembengkakan jantung dengan mengonsumsi obat secara rutin.
BACA JUGA:APBD Perubahan Fokus Bayaran Kekurangan JKN dan TPP ASN
Namun kesehatan Misini yang kian menurun mengharuskannya dirujuk kembali ke Rumah Sakit Tiara Sela di Kota Bengkulu untuk menjalani cuci darah.
“Setelah diperiksa dan menjalani tes di laboratorium, saya akhirnya dinyatakan menderita gagal ginjal dan harus cuci darah rutin. Saya cuci darah selama tiga bulan di Rumah Sakit Tiara Sela di Kota Bengkulu,” imbuh ibu rumah tangga tersebut.
Misini sempat menolak untuk menjalani tindakan tersebut.
Terlebih karena ia sempat berfikir harus menanggung biaya HD yang tidak murah.
BACA JUGA: Komitmen Tanpa Batas, BPJS Kesehatan Berikan Layanan JKN Selama Libur Lebaran
BACA JUGA:Jalani Prosedur Cuci Darah, Pasien Ini Merasakan Manfaatkan Besar dari Pelayanan JKN BPJS Kesehatan
Namun setelah beberapa kali menjalani cuci darah, kepesertaan JKN Misini pun aktif pada segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI).
Sejak saat itu, Misini mulai bersemangat untuk rutin menjalani HD di RSUD Rejang Lebong setiap hari Selasa dan Jumat.
“Sekarang kalau tidak cuci darah malah saya merasa lemas dan perut saya begah karena sekarang sudah tidak bisa kencing lagi,” ungkap ibu dua anak tersebut.
Misini merasa pelayanan kesehatan yang didapatnya sangat baik. Misini mengaku dipenuhi setiap kebutuhannya.
BACA JUGA:Benefit JKN Sudah Lengkap, Jika Mau Lebih Bisa Tambahkan Asuransi Swasta
BACA JUGA:Bayar JKN Tahun 2025 Diusulkan Rp11 Miliar