Sekujur tubuh Maksum bergetar. Saking dahsyatnya kengerian di hadapannya itu, Maksum Najibut menggelepar seperti cacing terpanggang batu.
BACA JUGA:Natal di Keluarga Barbara
BACA JUGA:MAKAM KERAMAT BAH UYUT
"Kau mau apakan aku. Menjauhlah!!! Aku kesayangan Tuhan. Aku suci!!! Aku yang memartabatkan negeriku dari jahiliyah. Tak pantas tinggalku dalam kehinaan begini! Menjauh!!! Tuhan dengarkan hambamu!!! Apa yang salah dalam baktiku!!"
Penjaga neraka itu tertawa menggelegak. Dengan terbuka mulutnya yang besar hamburkan napas kesengsaraan dan kehancuran.
"Tuhan titahkan kepadaku untuk hancurkan kau di sini karena jumawamu!"
"Jumawaku??? Bukankah sebagai seorang teristimewa aku memang sewajarnya berlaku begitu. Apa beda sikapku dengan Isa dan Muhammad?"
"Jangan kau samakan dirimu dengan nabi!!!!"
BACA JUGA:Penjamah di Tanah Tuah
BACA JUGA:Perempuan Penggenggam Pasir
"Hei. Makhluk buruk rupa. Bukankah manusia punya derajat sama di mata Tuhannya!!"
Rantai tertarik perlahan menuju pintu berkobar. Panas mulai membakar. Maksum Najibut berteriak kesakitan.
"Itulah kesombonganmu manusia! Kau gunakan persamaan sementara pernyataan dan sikap angkuhmu itu bertolak belakang! Cukup bicaranya! Masuk kau ke neraka paling dasar agar bisa ku basuh semua dosa yang baluri tubuhmu itu!!!!"
"Ampun!!! Ampun!!! Aku menyerah dan mengaku!!!"
"Akhhh!!!! Orang seperti dirimu hanya pengalamanlah yang pantas jadi guru!!!"
BACA JUGA:Sungai Yang Meminta Kedatangan