Inilah mengapa beberapa orang mungkin merasa lebih sering kentut setelah mengonsumsi ubi, terutama jika mereka mengonsumsi dalam jumlah besar.
Peran Bakteri Usus dalam Produksi Gas
Tubuh kita tidak dapat mencerna semua kandungan dalam ubi, terutama serat dan beberapa jenis karbohidrat yang terkandung di dalamnya.
BACA JUGA:Jarang Diketahui, Ini Manfaat dari Ubi Ungu untuk Kesehatan dan Juga Kecantikan
BACA JUGA:Mulai Sekarang Mulailah Untuk Membiasakan Mengkonsumsi Ubi Jalar Unggu,Karena Kaya Akan Manfaat
Ketika makanan ini sampai di usus besar, bakteri yang ada di sana mulai memecah serat melalui proses fermentasi.
Selama proses ini, gas seperti karbon dioksida, metana, dan hidrogen diproduksi, yang sering kali menyebabkan perut terasa kembung atau meningkatkan frekuensi kentut.
Namun, setiap orang memiliki komposisi bakteri usus yang berbeda-beda.
Beberapa orang memiliki bakteri usus yang lebih efisien dalam mencerna serat dan karbohidrat kompleks, sementara yang lain lebih sensitif terhadapnya.
Oleh karena itu, reaksi terhadap makanan seperti ubi dapat bervariasi antar individu.
BACA JUGA: Penelitian Menunjukkan: Ubi Cilembu Ternyata Punya Efek Antiinflamasi dan AntikankerSelain ubi, ada banyak faktor lain yang memengaruhi seberapa sering seseorang kentut setelah makan.
Misalnya, konsumsi makanan lain yang tinggi serat seperti kacang-kacangan, brokoli, atau kol, dapat menyebabkan efek yang sama.
Selain itu, kebiasaan makan yang cepat, stres, atau gangguan pencernaan seperti irritable bowel syndrome (IBS) juga dapat meningkatkan produksi gas.
Penting untuk diingat bahwa kentut adalah hal yang alami dan merupakan cara tubuh untuk mengeluarkan gas yang dihasilkan dalam sistem pencernaan.
Frekuensi kentut yang normal bervariasi antara satu orang dengan yang lain, namun jika kentut terasa berlebihan atau disertai dengan rasa tidak nyaman, bisa jadi itu tanda adanya masalah pencernaan yang perlu ditangani.