Begitu pula, setelah melahirkan, banyak ibu muda yang mengalami perubahan mood yang cukup drastis, bahkan dalam beberapa kasus bisa berujung pada depresi pasca-melahirkan (postpartum depression).
Menopause, yang terjadi pada usia lanjut, juga menjadi fase di mana fluktuasi hormon estrogen mempengaruhi stabilitas emosi, mengakibatkan gejala seperti hot flashes, kecemasan, dan perubahan mood lainnya.
BACA JUGA:Wajib Anda Ketahui! Begini Cara Rahasia Menjaga Mood Tetap Positif di Tengah Kesibukan
2. Pengaruh Psikologis dan Stres yang Lebih Tinggi
Selain faktor biologis, tekanan psikologis dan emosional juga turut berperan besar dalam mempengaruhi mood wanita.
Perempuan sering kali menghadapi beban ganda dalam kehidupan mereka, seperti mengelola pekerjaan, keluarga, dan hubungan sosial.
Beban tersebut bisa menjadi sumber stres yang dapat mengganggu keseimbangan emosional mereka.
Stres yang berkepanjangan bisa menyebabkan perasaan cemas, depresi, atau bahkan kelelahan mental, yang kemudian memicu perubahan suasana hati yang lebih cepat.
BACA JUGA:Tau Kah Kamu Bahwa Olahraga 10 Menit Dapat Membantu Meningkatkan Mood dan Energi Loh!
BACA JUGA: Jangan Salah! Ini 10 Makanan yang Ternyata Bisa Meningkatkan Mood Secara Instan!
Selain itu, banyak wanita yang tumbuh dengan ekspektasi sosial yang tinggi, seperti menjadi ibu yang sempurna, pekerja yang handal, atau pasangan yang selalu mendukung.
Tekanan untuk memenuhi standar-standar ini dapat meningkatkan tingkat kecemasan dan memicu perubahan mood yang sering terjadi.
Adanya perasaan tertekan dan kurang dihargai juga dapat memperburuk kondisi mood swing, terutama ketika mereka merasa tidak didukung atau dimengerti oleh orang di sekitarnya.
3. Perbedaan Sosial dan Harapan Budaya
Selain faktor biologis dan psikologis, perbedaan dalam cara masyarakat memandang perempuan juga dapat mempengaruhi suasana hati mereka.