Kembali ke Laut

Sabtu 14 Dec 2024 - 20:01 WIB
Reporter : redaksi
Editor : Ependi

Aku memegang sebuah liontin berbentuk sayap, hadiah dari Anna. 

"Laut itu menunggu Kiara," kata Anna dulu, "untuk reinkarnasi selanjutnya."

 Di kamar kapal, aku membuka piring perak dari ibu. Roti tawar tersisa sedikit.  

"Jangan menyerah," bisikku, mengingat pesan Rumah Matahari di Pulau Jeju,  "meskipun nyawamu telah tertancap pedang Samurai Motoyama."  Aku menatap gambar kecil Samurai Motoyama di kotak musik pemberian kakek tiga tahun yang lalu.

"Aku tidak akan menyerah," bisikku.

 BACA JUGA:Wanita yang Nglungsungi Seperti Ular

BACA JUGA:DI NEGERI PARA PESOLEK

Hachiko menjilati tanganku.  "Daun dan sungai," kataku, "pintu cahaya... lirik kedelapan."  

Aku memejamkan mata, membayangkan cahaya yang akan menuntunku.

Kapal perlahan meninggalkan dermaga yang penuh kenangan.  Hachiko meringkuk di sampingku, bulu-bulunya yang putih bersih kontras dengan kayu gelap lantai kapal. 

Angin laut menerpa wajahku, terasa segar dan menenangkan.  Aku menarik napas dalam-dalam, menghirup aroma asin yang familiar.  Aroma yang selalu mengingatkan pada rumah, juga masa lalu yang ingin kutinggalkan, namun juga mimpi dan cita yang ingin kugapai.

 BACA JUGA:Sebelum Pandemi dan Sesudah Itu Mati

BACA JUGA:PEREMPUAN YANG MENJUAL DIRINYA PADA JARAK

"Kita akan baik-baik saja, Hachiko," bisikku, mengelus kepalanya yang lembut.  Anjing itu menggonggong kecil, seolah mengerti. 

Ia adalah satu-satunya teman sejatiku dalam perjalanan ini, sahabat yang selalu setia menemani, tanpa menghakimi atau bertanya.

Hari-hari berlalu di atas kapal.  Aku menghabiskan waktu membaca, menulis di buku harian, dan merenungkan perjalanan hidupku. 

Kategori :

Terkait

Sabtu 04 Jan 2025 - 18:26 WIB

Rubik Hati Naras

Selasa 31 Dec 2024 - 21:24 WIB

SESUATU DALAM MAHKOTANYA

Sabtu 28 Dec 2024 - 20:12 WIB

Celurit Matrah

Sabtu 14 Dec 2024 - 20:01 WIB

Kembali ke Laut

Sabtu 30 Nov 2024 - 20:27 WIB

Ibu Sambung