RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Pendidikan vokasi, dihadapkan dengan tantangan zaman dan teknologi. Slogan "SMK Bisa" misalnya, sudah harus dibarengi dengan penataan sistem pendidikan yang berbasis, bahkan linier dengan dunia kerja atau lebih idealnya menjadi trigger lahirnya lapangan-lapangan kerja.
Lembaga pendidikan kejuruan juga dihadapkan dengan tantangan tingkat pengangguran terbuka yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS). Pada data 2023, menempatkan SMK sebagai penyumbang angka pengangguran tertinggi di Indonesia.
Pemimpin Redaksi Radar Utara dan radarutara.bacakoran.co, Ependi Harian,SE, menilai pendidikan vokasi sangat potensial, di tengah arogansi perkembangan zaman dan teknologi yang memaksa perubahan dunia global.
Wartawan utama yang kini menjadi General Manager Radar Utara, sebuah perusahaan surat kabar terbesar di Bengkulu Utara ini menilai, bursa kerja di tengah era globalisasi saat ini, harus mampu menjadi mitigasi rancang bangun menu-menu pembelajaran yang kemudian akan menjadi kanal pembentuk sumber daya manusia berkompeten di bidangnya.
BACA JUGA:Program Magang ke Jepang, 132 Peserta Mulai Jalani Seleksi
BACA JUGA:180 Peserta Magang ke Jepang Mulai Jalani Seleksi
"Pemagangan di RU, lebih pada menstimulasi pelajar untuk mulai melek dunia kerja di sektor digital. Karena secara visi, SMK merupakan lembaga pendidik yang fokus pada sektor vokasi. Harapannya, menelurkan SDM unggul dan berkompeten," ungkap Ependi Harian, di Kantor Graha Pena Radar Utara yang beralamatkan di ruas protokol, Jalan M Hatta, Rama Agung, Kota Arga Makmur, 11 Desember 2024.
Sejalan dengan arahan Dewan Pers yang juga menyerukan perluasan fungsi-fungsi pers, tidak hanya menjalankan fungsinya dalam kerja-kerja jurnalistik, tapi sudah harus mengembangkan kiprah-kiprahnya sampai sektor penelitian. Merupakan sebuah fenomena adaptasi, yang mesti dilakukan pula perusahaan-perusahaan pers saat ini.
"Dengan tetap tidak lepas dari khittah jurnalisme profesional sebagai fungsi kontrol, analitis hingga katalisator sosial," ungkapnya.
Penambahan durasi magang dari SMK, kalau membanding tahun-tahun sebelumnya dari 3 bulan menjadi satu semester alias 6 bulan, Ependi berharap, penambahan waktu pemagangan ini dibarengi dengan sinergi-sinergi yang lebih fundamental antara lembaga pendidikan dengan dunia pers.
BACA JUGA:Go Internasional, 10 Pelajar SMKN 05 Bengkulu Utara Bakal Magang ke Jepang
BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Buka Peluang Bagi Warga Mukomuko Magang ke Jepang
"Tak terkecuali pada tataran penyusunan kurikulum. Karena, proses ini menjadi awal menyuntikkan menu-menu pembelajaran yang relevan dengan dunia kerja. Maka ketika peserta memulai pemagangan sesuai bidang kompetensinya, sudah memiliki bekal dasar," ujarnya, memberi masukan.
Sebagai entitas profesional di sektor industri berita, perkembangan zaman yang menerapkan digitalisasi juga menjadi dekade transformasi produk-produk jurnalistik.
Berangkat dari nilai luhur memberikan informasi bagi publik, media massa, kata Ependi, juga memiliki tugas moril dalam menjaga eksistensi kearifan lokal, nilai-nilai luhur dan hostoris yang dapat dijalankan secara mandiri, maupun partisipatif dengan skema jurnalisme khalayak.