MUKOMUKO.RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Pemerintah Desa (Pemdes) Talang Petai Kecamatan V Koto, terus berupaya menekan dan memutus mata rantai kemiskinan ekstrim warga di desa itu.
Selain memaksimalkan program ketahanan pangan, untuk kecukupan pangan bagi masyarakat. Juga memberikan bantuan langsung tunai dana desa (BLT-DD).
Dari hasil pendataan pemerintah desa, bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD) desa dan perangkat desa setempat.
Serta berdasarkan hasil musyawarah desa khusus (Musdesus). Telah ditetapkan sebanyak 24 keluarga yang dinyatakan masuk dalam katagori miskin ekstrim.
BACA JUGA:Pemdes Lubuk Sanai 3 Salurkan BLT DD Bulan November Tahun 2024
BACA JUGA:Hapus Kemiskinan Ekstrem, Pemdes Air Dikit Salurkan BLT DD Kepada 28 KPM
Mereka ini bukan hanya ketidak cukupan ekonomi saja. Namun ada sebagian di antaranya juga memiliki penyakit menahun, difabel, dan lainnya. Sehingga mereka dinyatakan layak sebagai penerima BLT DD.
Kades Talang Petai Kecamatan V Koto, Martinus ketika dikonfirmasi mengatakan. Khusus untuk program BLT-DD tahun 2024. Sebanyak 24 keluarga ini masuk dalam catatan penerima prioritas. Dari mulai pembagian BLT-DD tahap pertama, kedua, ketiga dan keempat.
"Untuk BLT-DD tahun 2024 tahap satu, dua dan tiga sudah kita bagikan beberapa kepada 24 keluarga ini. Dan untuk BLT-DD tahap empat, akan kita bagikan dalam waktu dekat ini," kata Martinus.
Masing-masing keluarga penerima manfaat (KPM), menerima uang BLT-DD sebesar Rp 900 ribu untuk bulan tiga bulan atau masing-masing per bulan sebesar Rp300 ribu. Kades berharap uang bantuan itu dapat dimanfaatkan dengan baik. Bisa untuk membeli sembako, bisa untuk berobat dan kebutuhan pokok lainnya.
BACA JUGA:Pemdes Lubuk Sanai 2 Salurkan BLT-DD Bulan Juli Kepada 26 KPM
BACA JUGA: Penanganan Stunting dan BLT Masih Prioritas Penggunaan DD 2024
"Jangan dipakai untuk hal yang tidak penting. Semisalnya untuk jalan-jalan, membeli hand phone dan kebutuhan yang tidak penting lainnya. Mudah-mudahan saja bantuan tersebut bisa menjadi dasar untuk memutus mata rantai kemiskinan ekstrim yang ada di desa kami," demikian harap Kades. (*)