3. Kondisi yang dimaksud adalah deuteranopia.
Ketika tidak ada sel kerucut hijau, hal ini menyebabkan penderita kondisi ini lebih cenderung melihat warna merah sebagai kuning kecokelatan dan warna hijau sebagai krem.
4. Kondisi mata genetik yang terkait dengan ketidakmampuan melihat warna hijau secara normal disebut deuteranomali.
Orang yang mengalami deuteranomali mungkin melihat warna hijau dan kuning terlihat lebih merah, serta mengalami kesulitan dalam membedakan warna ungu dan biru. Hal ini terjadi karena fotopigmen hijau tidak dalam keadaan yang normal.
Sementara itu, warna biru-kuning menjadi tidak terlihat karena pigmen foto kerucut biru (tritan) menghilang atau tidak berfungsi dengan baik. Ada dua jenis buta warna, yaitu:
BACA JUGA:5 Alasan Medis Dibalik Fenomena Trik Pesta Mata Tertutup
5. Laggu Tritanomali.
Adanya kelainan pada fungsi fotopigmen biru menyebabkan penderita dalam keadaan tersebut melihat warna biru menjadi lebih hijau, dan mengalami kesulitan dalam membedakan warna kuning dan merah. Peristiwa seperti ini biasanya jarang terjadi.
6. Kondisi medis yang disebut dengan tritanopia.
Ketidakhadiran sel kerucut biru yang mencukupi menyebabkan warna biru terlihat agak lebih condong ke hijau, sedangkan warna kuning terlihat seperti nuansa ungu atau abu-abu muda..Keadaan semacam ini pun sangat jarang terjadi.
Buta warna parsial yang bersifat keturunan tidak bisa diobati karena sel pigmen warna di retina tidak bisa digantikan. Selama tidak mengganggu rutinitas harian, tidak perlu dikhawatirkan karena kondisi ini tidak menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
BACA JUGA:Mata Merah Akibat Main HP, Begini Cara Mengatasinya!
Namun, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter jika buta warna parsial Anda disebabkan oleh konsumsi obat-obatan tertentu atau kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya. (*)