RADARUTARA.BACAKORAN CO - Di tengah kehidupan modern yang penuh dengan gangguan digital dan stimulasi yang konstan, banyak orang mulai merasa kesulitan untuk fokus dan mempertahankan konsentrasi.
Namun, sebuah konsep baru yang disebut "puasa dopamin" atau "dopamine fasting" mulai mendapatkan perhatian sebagai salah satu cara untuk membantu mengembalikan konsentrasi dan keseimbangan mental.
Konsep ini mengajak individu untuk menahan diri dari berbagai bentuk stimulasi yang dapat meningkatkan produksi dopamin, neurotransmitter yang berperan dalam motivasi, kesenangan, dan fokus.
Apa Itu Puasa Dopamin?
Puasa dopamin adalah sebuah pendekatan di mana seseorang mengurangi atau menghentikan sementara aktivitas-aktivitas yang merangsang pelepasan dopamin berlebihan, seperti penggunaan media sosial, bermain video game, makan makanan manis, atau aktivitas hiburan lainnya yang memberikan kenikmatan sesaat.
BACA JUGA:Siapa Sangka Kecepatan Internet Menyimpan Dampak Positif untuk Kesehatan Mental
Tujuan utama dari puasa dopamin adalah untuk mengembalikan sensitivitas otak terhadap dopamin, sehingga seseorang dapat merasa lebih termotivasi, fokus, dan memiliki daya tahan mental yang lebih baik dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Dopamin sering disebut sebagai "neurotransmitter penghargaan" karena berperan penting dalam sistem penghargaan otak.
Ketika kita melakukan aktivitas yang menyenangkan, seperti makan makanan favorit, berbelanja, atau memeriksa ponsel, otak kita melepaskan dopamin, memberi kita rasa senang dan puas.
Namun, jika stimulasi dopamin ini terus-menerus berlebihan, otak bisa mengalami penurunan sensitivitas, yang menyebabkan berkurangnya motivasi dan kemampuan untuk fokus pada tugas yang lebih sulit namun penting.
BACA JUGA:Yuk Terapkan ! Pahami Cara Praktik Mindfulness Dan Manfaatnya Untuk Kesehatan Mental Anda
BACA JUGA:Kenali Dampak Negatif Dari Sering Membentak Anak Terhadap Kesehatan Mental Anak Tersebut
Bagaimana Puasa Dopamin Membantu Meningkatkan Konsentrasi?
Puasa dopamin bekerja dengan cara mengurangi kebiasaan-kebiasaan yang membuat otak kita terus-menerus "terjaga" karena stimulasi eksternal.