RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Perkembangan ekonomi digital dalam beberapa tahun terakhir membawa dampak yang signifikan terhadap berbagai sektor, tidak terkecuali sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Di satu sisi, digitalisasi menawarkan peluang baru bagi UMKM untuk berkembang dan menjangkau pasar yang lebih luas.
Namun, di sisi lain, fenomena ini juga menimbulkan tantangan besar yang dapat mengancam keberlangsungan UMKM, terutama yang belum siap beradaptasi dengan perubahan tersebut.
Tantangan bagi UMKM di Era Ekonomi Digital
BACA JUGA:Perkembangan Ekonomi Digital E-Commerce di Indonesia Ternyata Tidak Terlepas Dari Peranan Gen Z
BACA JUGA:Segmen Ekonomi Digital Perlu Dukungan Fiskal
Ekonomi digital membuka pintu bagi perusahaan-perusahaan besar dan platform e-commerce global untuk menguasai pasar dengan kekuatan teknologi yang mereka miliki.
UMKM, yang umumnya memiliki keterbatasan dalam sumber daya, baik dari segi modal maupun infrastruktur teknologi, seringkali kesulitan untuk bersaing dengan pemain besar yang sudah terintegrasi secara digital.
Salah satu tantangan utama adalah kesenjangan dalam kemampuan teknologi dan akses terhadap platform digital.
Banyak UMKM, terutama yang berada di daerah-daerah terpencil, masih terhambat oleh rendahnya literasi digital dan keterbatasan akses internet yang stabil.
Selain itu, UMKM juga harus berkompetisi dengan produk-produk impor yang masuk melalui marketplace online, yang seringkali menawarkan harga lebih murah berkat skala ekonomi yang lebih besar.
BACA JUGA:Masa Depan Ekonomi Digital Indonesia, Strategi Menuju 2030
BACA JUGA:Menko Perekonomian Berbagi Pengalaman Menggerakkan Ekonomi Digital Indonesia
Kemudian, persaingan yang semakin ketat ini juga mengarah pada penurunan margin keuntungan bagi UMKM.
Platform-platform digital cenderung mengutamakan volume transaksi, yang bisa jadi tidak mudah dicapai oleh UMKM dengan kapasitas produksi terbatas.