"Dimana kita?"
BACA JUGA:JODOHMU ADALAH SIAPA DIRIMU
BACA JUGA:DEBAT ORANG-ORANG BISU
"Pantai," jawabnya, tersenyum. "Kau pingsan tadi, aku membawamu ke sini."
Aku terdiam, mencoba memahami apa yang terjadi. Aku merasa seperti baru saja melewati sebuah perjalanan panjang, sebuah mimpi yang aneh dan penuh teka-teki.
"Aku bermimpi," kataku, "mimpi tentang Tuhan, bebek, burung, dan seorang wanita."
Bravia tertawa pelan. "Mungkin itu hanya mimpi, tapi aku yakin ada makna di baliknya."
"Apa maksudmu?" tanyaku, penasaran.
BACA JUGA:LELANANGE JAGAD MERINGKUK DI KOSAN
BACA JUGA:Wanita yang Nglungsungi Seperti Ular
"Aku tidak tahu pasti," jawabnya, "tapi aku merasa kau sedang mencari sesuatu, sebuah jawaban atas pertanyaan yang belum kau temukan."
Aku mengangguk, merasakan sebuah kerinduan yang tak terdefinisi dalam hatiku.
"Aku harus menemukannya," kataku, "aku harus menemukan makna di balik mimpi itu."
"Aku akan membantumu," kata Bravia, menggenggam tanganku. "Kita akan mencari jawaban bersama."
Saat itu, Manjia muncul dari balik bukit, membawa sekeranjang buah-buahan.
BACA JUGA:DI NEGERI PARA PESOLEK