FATAMORGANA BRAVIA MANJIA

Sabtu 16 Nov 2024 - 20:27 WIB
Reporter : redaksi
Editor : Ependi

Cerpen : Erna Wiyono

“Adakala semesta menjadi pendengar yang baik dari buku-buku perjalanan hidup kita, ia menyediakan sepasang tangan untuk memeluk, sepasang telinga untuk mendengar tanpa mengeluarkannnya kembali dari kuping kiri, ia menjadi jembatan bagi kasih Tuhan dengan ciptaan-ciptaanNYA.”

 Sekarang semuanya terasa mudah, ini bukan tentang efek kemoterapi lagi, tapi saat Tuhan benar-benar ingin aku kembali kepada-Nya.

Menghilang tanpa jejak, tetapi bisa kembali lagi ke planet Bumi. Kau tahu, ada banyak bebek-bebek yang nampak diam, namun mereka menyimak perbincangan antara kita.

 "Apa?"

"Kau merasakan itu?"

BACA JUGA:LELANANGE JAGAD MERINGKUK DI KOSAN

BACA JUGA:Wanita yang Nglungsungi Seperti Ular

"Tentang?"

"Panggilan-Nya."

"Tidak bisa aku katakan, dan terlalu sukar untuk bicara, namun aku mengerti intinya."

"Kau takut?"

"Tidak... sama sekali tidak, karena sudah masanya tiba."

 Ada banyak celoteh, lalu kawanan burung-burung yang memperebutkan gadis biasa yang menjadi luar biasa, sekembalinya apa yang pernah menjadi atributnya di era lampau.

BACA JUGA:DI NEGERI PARA PESOLEK

BACA JUGA:Sebelum Pandemi dan Sesudah Itu Mati

Kategori :

Terkait

Sabtu 16 Nov 2024 - 20:27 WIB

FATAMORGANA BRAVIA MANJIA

Sabtu 02 Nov 2024 - 20:06 WIB

LELANANGE JAGAD MERINGKUK DI KOSAN

Sabtu 26 Oct 2024 - 19:39 WIB

Wanita yang Nglungsungi Seperti Ular

Minggu 15 Sep 2024 - 19:31 WIB

DI NEGERI PARA PESOLEK

Sabtu 14 Sep 2024 - 21:06 WIB

Sebelum Pandemi dan Sesudah Itu Mati