RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Sebenarnya untuk budaya Korea menitikberatkan makanan sebagai sumber nutrisi dan penyembuhan.
Di tambah lagi sejak zaman dahulu, makanan dianggap sebagai obat. Dikarenakan filosofi ini, kuliner Korea cenderung sehat.
Faktanya sebagai contoh seperti, dalam makanan tradisional Korea seperti bapsang, terdapat nasi (bap), beberapa hidangan sampingan (banchan), sup atau semur (kuk), sayuran yang difermentasi, dan kadang daging panggang atau seafood.
Di sisi lain, padahal memang terdapat banyak hidangan sampingan Korea mengandung sayuran yang disajikan dengan saus dan bumbu tradisional seperti pasta kedelai (doenjang), kecap (ganjang), dan saus cabai (gochujang).
BACA JUGA:Kurangi Makan Makanan Asin dari Sekarang Kalau Kamu Tidak Ingin Cepat Terlihat Tua!
BACA JUGA:Inilah Sederet Daftar Makanan yang Perlu Banyak Dikonsumsi Sebelum Menikah
Apalagi ditambah manariknya untuk makanan difermentasi lainnya termasuk makanan laut asin (jeotgal) dan kimchi, yang kaya akan rasa garam, jahe, bawang putih, dan cabai merah (gochugaru).
Di lain sisi, nyatanya dengan difermentasi, cara memasak yang umum meliputi blanching, merebus, memasin, dan memanggang.
Sebab pada kenyataanya di samping dengan pemanggangan dan penggorengan lebih jarang digunakan, meskipun ada beberapa makanan populer seperti ayam goreng Korea yang digoreng.
Kemudian nyatanya ketika anda mempertimbangkan bahan-bahan dan cara memasak dalam diet tradisional Korea, makanan ini dianggap sehat secara umum.
BACA JUGA:Mitos atau Fakta: Makanan Pedas Bisa Bikin Kurus?
Dikarenakan memang kerap kali mengandung banyak sayuran dan dimasak dengan sedikit minyak, hidangan Korea cenderung lebih rendah kalori dibandingkan hidangan tradisional Amerika.
Apalagi menurut studi observasional menunjukkan bahwa mengonsumsi diet Korea tradisional dapat mengurangi risiko sindrom metabolik.
Di lain sisi, ada penelitian awal pada manusia juga menunjukkan bahwa mengonsumsi kimchi dapat membantu menurunkan berat badan serta faktor risiko penyakit jantung.