BACA JUGA:Love or Ghosting
Dengan istrinya yang ketiga pun, pak Kawul sedang bermasalah, karena LDR. antara kota ini dan Kediri, membuat hubungan mereka berdua kurang harmonis.
Dalam ingatan istrinya, pak Kawul adalah lelaki yang suka menggoda wanita-wanita, termasuk para mahasiswanya. Sehingga timbul rasa kurang percaya pada suaminya yang posisi LDR.
Pernah pak Kawul bercerita ke saya, katanya mau mengalah untuk menyelamatkan rumah tangganya. Dengan cara tinggal di Kediri. Lalu mau kerja apa di sana? Ia pun tak tahu, yang penting bisa dekat sama anak istrinya.
Eh tidak ada satu bulan rencana itu ia ucapkan, istrinya yang ketiga itu, minta cerai dan terus terang ingin menikah lagi dengan lelaki lain, pengusaha kaya yang ada di kota Kediri.
BACA JUGA:ULAR BERWUJUD MANUSIA
BACA JUGA:JODOHMU ADALAH SIAPA DIRIMU
Kini, hari-harinya ia habiskan di pendopo taman. Ketiga anak lelakinya tak ada yang akur dengannya. Dampak dari kondisi dan jarak, sehingga tak ada kedekatan emosional dengan bapaknya.
Terutama anaknya yang kedua, yang tertekan secara mental karena kedua ortunya harus berpisah. Ada dendam yang tersimpan di pikirannya Rizki.
Bapaknya yang suka lirik-lirik mahasiswanya, membuat ibunya tak percaya lagi pada suaminya. Itu yang tidak disadari pak Kawul.
Lelanange jagad, harus meringkuk di kamar kos-kosan di malam lebaran. Di masa mudanya ia yang diidolakan banyak wanita, dengan perawakan yang gagah dan berprofesi seorang dosen, harus menanggung kesepian di malam lebaran, karena ganjaran dari perbuatannya di masa lalu.
BACA JUGA:DEBAT ORANG-ORANG BISU
BACA JUGA:POHON JAMBU WARISAN SI MBAH
Suara masjid bertalu-talu mengumandangkan takbir. Ponselnya bergetar berkali kali, banyaknya pesan ucapan lebaran yang masuk dari berbagai orang, sama sekali tak ia gubris. Sungguh ia hanya ingin menyepi dari keramaian.
“Tok tok tok, assalamualaikum.” Terdengar suara orang mengetuk dari pintu kosnya. Pikirnya, siapa orang yang mengganggu kenyamanannya menikmati sunyi di malam lebaran. Ia menyalakan lampu kamar dan membuka pintu kosnya. Ternyata yang datang adalah mbak Ayu penjual dawet.
“Pak Dosen, ini HP saya kenapa ya, kok tidak bisa untuk kirim pesan, padahal kuotanya tadi sudah saya isi, mau ngabari sodara di kampung kalau saya tidak jadi mudik. Minta dibantu pak Dosen, maklum saya ini gaptek.” (*)