Geliat Potensi Pasar Seni Rupa Indonesia : Peluang dan Tantangan

Sabtu 02 Nov 2024 - 19:33 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Ependi

BACA JUGA:Kembangkan Parekraf, Dewi Coryati: Seni Tari Miliki Peran Strategis

BACA JUGA:Libur Lebaran, Jaga Kelestarian Budaya Seni Kuda Kepang Budi Luhur Bius Warga Hulu Palik

Seniman asal Talawi, Sumatra Utara ini berhasil memamerkan patung perunggu buatannya di ajang bergengsi Frieze Sculpture edisi ke-9 di English Gardens, The Regent’s Park, London 2021. Sebelumnya, Yunizar juga pernah mengadakan pameran tunggal di Museum Universitas Nasional Singapura (NUS) pada 2007 silam.

Ada pula Ronnie Jiang, seniman lukis Indonesia yang pernah berkesempatan memamerkan karyanya di pameran Destructuralisme Figuratif (DF) Art Project 2021 di Paris. Menampilkan lukisan dengan desktrukturisasi beberapa wajah, dengan memadukan warna dan cerita yang unik, karya seniman lokal ini sukses menjadi primadona pada pameran tersebut.

Selain ketiga seniman seni rupa di atas, sebenarnya masih banyak seniman-seniman lokal lainnya yang pernah terlibat pameran di luar negeri. Beberapa di antaranya: Naufal Abshar yang pernah mengadakan pameran di Lithuania, serta Jerry Thunggaltira, pelukis kontemporer yang pernah menampilkan karya lukisannya di acara International Art Symposium di Yordania, dan berhasil meraih penghargaan Creative Art Work Winner.

BACA JUGA:Peran Ekonomi Kreatif dalam Mendorong Inovasi dan Lapangan Kerja

BACA JUGA:Industri Kreatif Indonesia Berhasil Menembus Pasar Internasional

Adaptasi Seniman Lokal ke Ranah Digital

Perkembangan teknologi memperluas pasar subsektor seni rupa. Hal ini terlihat dari bagaimana para seniman memamerkan karyanya dalam bentuk digital: NFT (Non-fungible Token).

Perkembangan NFT memiliki potensi sangat besar, sekaligus menjadi “wadah” bagi pelaku industri kreatif. Terutama seniman untuk berkarya lebih serius di bidang seni digital.

Dalam jangka panjang, memanfaatkan NFT sebagai media untuk memamerkan karya-karya seni rupa tidak hanya mempermudah proses penyebaran karya ke berbagai belahan dunia saja.

BACA JUGA:Peran Gen Z dalam Ekonomi Kreatif dalam Berinovasi dan Melihat Peluang Bisnis Baru

BACA JUGA: Pelepasan dan Wisuda Tahfiz Bukti Nyata Membangun Pendidikan yang Kreatif dan Berkarakter Islami

Tapi, juga mempersingkat proses jual-beli karya. Alih-alih menjual karya secara konvensional atau bertemu pembeli secara langsung, saat ini metode jual-beli karya bisa dilakukan secara daring.

Bahkan, karya yang unik dan original bisa dijual dalam bentuk NFT dengan harga fantastis.

Menariknya lagi, kita tidak hanya mendapatkan keuntungan dari penjualan karya pertama saja. Kehadiran teknologi NFT akan memberikan royalti dan keuntungan dari seluruh penjualan yang didapatkan. Baik itu penjualan kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya.

BACA JUGA:Dukung Ekonomi Kreatif dan Cegah Stunting, Dinas Perikanan Ajak Masyarakat Gemar Makan Ikan

Kategori :