Harumnya Afo, Cengkih Tua Legendaris Ternate

Selasa 29 Oct 2024 - 20:40 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Ependi

Cengkih afo misalnya, dapat ditemui di Pulau Ternate, Maluku Utara, tepatnya di Lingkungan Tongole, Kelurahan Marikurubu, Kecamatan Ternate Tengah, di sekitar lereng Gunung Gamalama atau berada pada ketinggian 600 meter di atas permukaan laut (mdpl). Tepat di lokasi itu terdapat destinasi wisata yang cukup menarik untuk dikunjungi, yaitu menyaksikan pohon cengkih tertua di dunia dan usianya telah berabad-abad.

BACA JUGA:Mendorong Kinerja Industri Manufaktur Ekspansif, Ekonomi Stabil

BACA JUGA:Prospek Obat Bahan Alam, Momentum Emas Industri Hijau Indonesia

Kawasan tersebut dikelola oleh masyarakat setempat yang berhimpun dalam Komunitas Cengkih Afo and Gamalama Spices serta masuk ke dalam perlindungan Dinas Pertanian Maluku Utara.

Lantaran posisinya berada di ketinggian, kita dapat menyaksikan secara jelas Pulau Tidore dan Pulau Maitara yang tercantum dalam uang kertas nominal Rp1.000.

Diperlukan perjalanan darat selama sekitar 20 menit dari pusat kota di Ternate untuk mencapai lokasi destinasi menarik nan sejuk ini.

Perkampungan di Tongole tertata dengan baik di mana rumah-rumah penduduk berderet mengikuti kontur lereng menghadap timur Pulau Ternate.

BACA JUGA:Potensi Besar Industri Halal, Penopang Pertumbuhan Ekonomi Nasional

BACA JUGA:Tantangan dan Peluang bagi Industri Lokal terhadap Impor Bahan Baku

Masyarakat setempat meyakini bahwa daerah mereka menjadi cikal bakal berkembangnya cengkih ke seantero Maluku, termasuk afo yang dalam bahasa setempat artinya "tua".

Salah satu buktinya adalah pohon cengkih afo berusia lebih dari 500 tahun dengan tinggi 36,6 meter dan diameter 1,98 meter atau perlu 3 orang untuk memeluk batang pohonnya.

Ketika musim panen, pohon cengkih berusia 525 tahun ini mampu menghasilkan hingga 600 kilogram (kg) buah cengkih. Tak hanya satu pohon, ada pula pohon cengkih afo kedua yang usianya sekitar 350 tahun dengan tinggi 20 meter dan garis tengah 3,97 meter.

Ketika panen pohon itu dapat memproduksi 340 kg cengkih. Sayangnya, kedua pohon tadi telah mati termakan usia pada 2001 dan 2019. Dan kini dari kedua pohon itu yang tersisa hanya batang keringnya.

BACA JUGA:Menyongsong Masa Depan Transportasi Ramah Lingkungan, Dengan Industri Kendaraan Berbasis Listrik

BACA JUGA:Babak Baru Industri Tembaga Indonesia, Menjadi Tonggak Hilirisasi

Sementara itu, pohon cengkih afo ketiga adalah satu yang tersisa. Dengan lingkar tengah batangnya 3,90 meter, pohon itu telah ber usia 200 tahun. Ketika panen, pohon tersebut dapat menghasilkan 250 kg buah cengkih. 

Kategori :

Terkait