Para pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) juga dapat memanfaatkan program Kartu Prakerja untuk mempersiapkan diri kembali ke bursa kerja.
BACA JUGA: Pemerintah Terus Dorong Keberlanjutan Prakerja
BACA JUGA: Syarat dan Cara Pendaftaran Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah 2024
Program Kartu Prakerja bertujuan untuk mengembangkan kompetensi angkatan kerja, meningkatkan produktivitas dan daya saing angkatan kerja, serta mengembangkan kewirausahaan.
Gelombang pertama Kartu Prakerja diluncurkan pada 11 April 2020 atau satu hari setelah berlakunya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) saat pandemi Covid-19.
Dalam kondisi tersebut, 168.000 orang berhasil menyelesaikan program dan menerima manfaat Prakerja. Kini, lebih dari 18,9 juta orang di 514 kabupaten/kota telah menjadi penerima manfaat Kartu Prakerja.
Dan jumlahnya pun terus bertambah karena program Prakerja masih berjalan.
BACA JUGA: Pemerintah Terus Dorong Keberlanjutan Prakerja
BACA JUGA: Syarat dan Cara Pendaftaran Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah 2024
Merayakan perjalanannya, Prakerja menggelar acara bertemakan “Merayakan Prakerja, Merayakan #JadiBisa” pada 3 Oktober 2024. Acara ini dihadiri tak kurang dari 151 orang alumnus skema normal dan semibansos dari seluruh provinsi di Indonesia.
“Merayakan Prakerja, Merayakan #JadiBisa” merupakan ungkapan kebanggaan Prakerja yang merayakan perjalanan dan transformasi alumni Prakerja, berkat pelatihan dan pengembangan keterampilan dari Prakerja.
Tidak hanya menjadi momentum bagi para alumni untuk berbagi kisah inspiratif, kegiatan ini juga menjadi sebuah wadah dialog langsung dengan Menteri Koordinator bidang Perekonomian RI sekaligus Ketua Komite Cipta Kerja Airlangga Hartarto.
Menko Airlangga, mengapresiasi Prakerja sebagai program yang strategis dan mampu menyediakan pelatihan sesuai kebutuhan.
BACA JUGA: Pemerintah Terus Dorong Keberlanjutan Prakerja
BACA JUGA: Syarat dan Cara Pendaftaran Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah 2024
“Kita memang akan mempunyai bonus demografi dengan hampir 90 juta orang di kelas menengah. Tentu salah satu tantangan ke depan adalah the future of work, berubahnya demand, dan pasar kerja. Sehingga anak muda harus punya fleksibilitas untuk menata karier baru, job switching, dan pekerjaan yang akan ada di depan. Hal ini membutuhkan informasi yang ada dari Prakerja, on-demand job dan on-demand requirement sangat diperlukan, dan Prakerja adalah satu-satunya program yang bisa tailor-made sesuai dengan kebutuhan peserta," jelas Menko Airlangga.