Namun, dampaknya juga sangat signifikan terhadap kesehatan mental, terutama di kalangan Generasi Z.
BACA JUGA:Apa Iya, Dengan Merokok Ada Manfaatnya Bagi Kesehatan? Yuk,Cek Faktanya
Sebuah penelitian dari Universitas Aarhus menunjukkan bahwa nikotin dalam rokok dapat meningkatkan risiko depresi dan gangguan bipolar hingga 250 persen.
Nikotin memengaruhi fungsi otak dan dapat menyebabkan ketergantungan, yang pada akhirnya mengubah pola pikir dan perilaku individu.
Efek ini dapat bersifat permanen karena nikotin mudah terakumulasi di otak.
2. Ketergantungan Nikotin dan Perubahan Psikologis
BACA JUGA:Bagi Yang Suka Nge-Vape ! Ketahui Bahaya Ngerokok Elektronik Bagi Kesehatan Tubuh
BACA JUGA:Ternyata Perokok Pasif Cenderung Lebih Berpotensi Terkena Penyakit Paru-paru, Begini Penjelasannya!
Nikotin menciptakan ketergantungan dengan meningkatkan kadar hormon dopamin di otak.
Peningkatan dopamin yang berlebihan ini diiringi dengan penurunan enzim monoamine oksidase, yang bertugas menurunkan kadar dopamin.
Tanpa enzim ini, kadar dopamin menjadi sulit untuk dikendalikan, yang berkontribusi pada ketergantungan.
Banyak perokok merasakan efek positif dari peningkatan dopamin, seperti perasaan tenang atau bahagia saat merokok, sehingga mereka kesulitan untuk menenangkan pikiran tanpa rokok.
BACA JUGA:Potensi Kerugian Negara Akibat Pelanggaran Terkait Rokok Ilegal
BACA JUGA:Tidak Perlu Langsung Dicuci ! Ini Cara Ampuh Menyamarkan Bau Asap Rokok Dibaju
3. Krisis Kesehatan Mental Generasi Z di Indonesia