Prasasti yang memiliki angka tahun dapat memberikan informasi tentang kronologi dari suatu peristiwa penting pada era itu.
BACA JUGA:5 Keraton di Luar Pulau Jawa yang Jarang Diketahui
BACA JUGA:Ide Bung Karno pada Karya Arsitektur Bangunan Bersejarah Indonesia
Misalnya peristiwa pendirian bangunan suci, masalah sosial, dan pergantian kekuasaan. Artinya, pada waktu bersamaan peneliti juga bisa melacak terkait perkembangan budaya, sosial, dan agama pada suatu wilayah.
"Pencantuman angka tahun pada prasasti adalah sebagai kunci guna memahami konteks historis serta memelihara warisan budaya yang kaya dan beragam," ujar Sumerata.
Tidak hanya itu, pencantuman angka tahun pada prasasti juga dapat mengungkapkan informasi konkret mengenai sistem penanggalan dan kehidupan masyarakat pada masa itu.
Oleh sebab itu, Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek menggelar pameran literasi Aksara Cinta sebagai ajang sosialisasi aksara kuno bagi upaya pemajuan kebudayaan termasuk menggandeng komunitas.
BACA JUGA:Gedung Joang 45, Saksi Bisu Aksi Pemuda Pejuang Kemerdekaan
BACA JUGA:Bukit Menumbing Saksi Sejarah Perjuangan Bangsa
Selama ini dalam upaya pemajuan kebudayaan dibarengi kegiatan pelestarian warisan budaya melalui pendokumentasian dan penerbitan.
Kemendikbudristek selama ini telah memfasilitasi para penggerak kebudayaan dengan dana Indonesiana, tetapi selama ini masih belum banyak komunitas yang mengusulkan program-program pelestarian atau pemajuan kebudayaan, utamanya di bidang epigrafi.
Judi menyebut, masyarakat sudah waktunya dibukakan pemahamannya terkait keberadaan aksara kuno dan menjadikannya rujukan utama terhadap penentuan sebuah sejarah.
Sementara itu, Perkumpulan Ahli Epigrafi Indonesia (PAEI) yang dipilih sebagai mitra sosialisasi aksara kuno bertugas mengenalkan epigrafi kepada masyarakat.
BACA JUGA:Warisan Kemegahan Kesultanan di Kalimantan Timur
BACA JUGA:Menjaga Tradisi Budaya Suku Dayak Tomun
Salah satu program kegiatannya adalah napak tulis yaitu kegiatan mengunjungi satu situs maupun museum yang terdapat prasasti dan mempelajarinya dan cara ini lebih efektif karena mengajak masyarakat untuk terlibat langsung dalam mengenal bentuk dan tulisan pada sebuah prasasti.