Jaga Stabilitas Jagung dengan Optimal Serap Panen Petani

Seorang Petani yang memanen Jagung di masa panen raya-Humas Bapanas-

RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Menyikapi situasi produksi jagung di beberapa sentra produsen yang saat ini tengah melimpah, Badan Pangan Nasional (Bapanas) menugaskan Perum Bulog dan mendorong pelaku usaha serta stakeholder jagung untuk menyerap secara optimal hasil panen petani. 

Hal itu disampaikan Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dalam keterangannya kepada Humas Bapanas.

“Pemerintah berupaya mengantisipasi situasi seperti ini. Pada pokoknya itu, bagaimana hasil panen jagung petani dapat terserap secara baik. Pemerintah melalui Perum Bulog telah melaksanakannya dan stakeholder lainnya seperti private sector pelaku usaha pakan dan peternak unggas, juga telah kami kumpulkan dan menghasilkan suatu komitmen bersama dalam penyerapan jagung,” kata Arief dalam siaran pers yang diterima InfoPublik.

Total secara keseluruhan jagung dalam negeri yang diserap Bulog  telah menyentuh 16 ribu ton.

BACA JUGA:Tarik Minat Investor Migas, Kementerian ESDM Tingkatkan Kebijakan

BACA JUGA:Menteri Investasi: Pelibatan Masyarakat Penting Dilakukan dalam Proyek Investasi di Daerah

Angka tersebut terdiri dari serapan pada infrastruktur pascapanen di Gudang Corn Drying Center (CDC) Dompu Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan total serap 5 ribu ton dan CDC Bolaang Mongondow Sulawesi Utara di angka 5,7 ribu ton. Di samping itu, terdapat pula penyerapan di luar CDC yang totalnya telah mencapai 5,4 ribu ton. 

Secara terperinci, penyerapan tertinggi di luar CDC ada di Kantor Wilayah (Kanwil) Bulog NTB dengan capaian 4,9 ribu ton.

Lalu Kanwil Sulawesi Utara dan Gorontalo 150 ton dilanjutkan Kanwil Bulog Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat tercatat telah menyerap 110,57 ton.

Kanwil Sulawesi Tenggara di angka 101,2 ton, Kanwil Jawa Tengah 100 ton, dan Kanwil Jawa Timur 9,95 ton.

BACA JUGA:Pemerintah Perluas Kewenangan Penetapan Kehalalan Produk

BACA JUGA:Percepat Transisi, Indonesia Dorong Perluasan Akses Energi Bersih

“Penyerapan produksi dalam negeri yang kita lakukan tentunya guna memperkuat stok Cadangan Jagung Pemerintah (CJP). Ini pun sebagaimana arahan Bapak Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta agar pemerintah itu dapat berperan sebagai stabilisator harga pangan, mulai dari tingkat produsen sampai konsumen. Apalagi jagung itu krusial karena berkaitan erat dengan komoditas daging ayam dan telur,” ucap Arief.

Arief mengatakan bahwa importasi jagung yang dilakukan sejak tahun lalu, sudah dihentikan sejak maret lalu guna menyambut panen raya. Hal itu juga dilakukan guna memberikan kesempatan bagi para stakeholder pangan untuk menyerap produksi dalam negeri.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan