Babak Baru Industri Tembaga Indonesia, Menjadi Tonggak Hilirisasi
Fasilitas pemurnian konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia di Kabupaten Gresik siap memproduksi katoda tembaga.-Istimewa -
BACA JUGA:Tunggu Realisasi Dana Inpres Untuk Pembangunan Jalan TMMD D7-D5
Smelter Freeport di Gresik bukan sekadar proyek infrastruktur, tetapi merupakan simbol dari kesuksesan Indonesia dalam upaya hilirisasi SDA. Pembangunan smelter ini membuka jalan bagi industri lain untuk melakukan hal serupa, yaitu mengolah bahan mentah menjadi produk akhir yang bernilai tinggi.
Smelter ini merupakan fasilitas pemurnian tembaga single line terbesar di dunia, dengan berbagai fasilitas pendukung seperti pelabuhan, gudang konsentrat, pabrik oksigen, pengolahan asam sulfat, instalasi pengolahan air limbah, dan banyak lagi.
Fasilitas ini mencerminkan komitmen Freeport dan pemerintah Indonesia untuk membangun industri hilir yang kuat dan berkelanjutan.
Dengan adanya smelter ini, Indonesia tidak hanya mengurangi ekspor bahan mentah, tetapi juga meningkatkan kapasitas industri dalam negeri, menciptakan lapangan kerja, dan memperkuat ekonomi. "Ini adalah langkah besar menuju cita-cita kita menjadi negara industri maju," pungkas Presiden Jokowi.
BACA JUGA:Kementerian ESDM Lakukan Tiga Kerja Sama Teknologi, Guna Optimalkan Produksi Migas
BACA JUGA:Demi Wujudkan Kinerja Keberlanjutan Hulu Migas, PEPC Regional Indonesia Timur Perkuat Kolaborasi
Era Baru Hilirisasi di Indonesia
Sebelum pembangunan smelter ini, Indonesia dikenal sebagai eksportir bahan tambang mentah. Konsentrat tembaga dan mineral lainnya diekspor tanpa melalui proses pengolahan.
Negara-negara pengimpor kemudian mengolah bahan tersebut menjadi produk jadi dengan nilai jual yang jauh lebih tinggi.
Kondisi ini menyebabkan Indonesia hanya memperoleh pendapatan dari bahan mentah, sementara nilai tambah produk hilir dinikmati oleh negara lain.
Namun, dengan operasional smelter Freeport, situasi ini berubah drastis. Indonesia kini bisa mengolah SDA di dalam negeri, menciptakan nilai tambah lebih besar, dan mengurangi ketergantungan pada ekspor mentah. Smelter Freeport di Gresik menjadi simbol transformasi dari negara eksportir bahan mentah menuju pengolah dan produsen produk industri berteknologi tinggi.
BACA JUGA:Industri Nonmigas di Luar Jawa, Tren Positif Menuju Pemerataan
BACA JUGA:Jamin Keamanan Operasi Migas, Pemerintah Terbitkan Sembilan Pedoman
Smelter Freeport bukan hanya proyek industri tambang, tetapi juga bagian dari visi besar Indonesia untuk memajukan sektor hilirisasi dan menciptakan ekonomi yang lebih kuat dan berkelanjutan. Investasi Rp56 triliun dalam pembangunan smelter ini adalah cerminan komitmen untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara industri yang tidak hanya mengandalkan SDA mentah, tetapi juga mengolahnya menjadi produk yang bernilai tinggi. Era baru hilirisasi mineral di Indonesia kini telah dimulai. (**)